"Rumput jenisnya japonica, cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari," jelas Qamal.
Sementara di sebagian area JIS, rumput hanya disinari matahari selama 6 jam. Menurut Qamal, ini yang menjadi persoalan.
"Sedangkan yang sebelah selatan hanya setengahnya saja dari jam 09.00 sampai 14.00. Ini yang masalah. [Walaupun] jenis rumput sama yang dipakai di Jalak Harupat, Bung Tomo, dan Palembang," imbuh dia.
Qamal melanjutkan, solusi penggantian rumput untuk jangka pendek rencananya akan dilakukan dengan memindahkan lapangan rumput dari lapangan golf. Sementara untuk jangka panjang akan diganti seluruhnya.
"Solusi kita usulkan ke menteri, yang bisa dilakukan adalah pindahkan lapangan yang sudah jadi salah satunya dari golf, kayak Asian Games 2018. Kalau enggak bisa, kita gantikan secara sodding jadi kayak tehel gitu. Itu solusi paling dekat karena untuk 3 bulan. Kalau jangka panjang ganti rumput," tandas dia.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Gunung Semeru Erupsi 2025: Tinggi Abu, Zona Bahaya, dan Tips Menyelamatkan Diri
Frugal Innovation Digital: Penggerak Ekonomi Inklusif Menuju Indonesia Emas 2045
Spin-Off UUS BTN dan CIMB Niaga Ditarget Rampung Akhir 2025, Ini Tujuannya
Trump Tuduh Rusia & China Uji Coba Senjata Nuklir, Ini Faktanya