Baca juga: Kunjungan Soeharto ke Mesir Sebelum Mundur sebagai Presiden...
Kekecewaan Soeharto bertambah ketika mendengar kabar bahwa Wakil Presiden BJ Habibie menyatakan bersedia menggantikannya sebagai presiden.
Soeharto mengeluhkan sikap Habibie. Ia tak habis pikir Habibie berubah dalam tempo singkat, padahal sebelumnya menyatakan tak sanggup menjadi presiden.
"Ini membuat kakak saya sangat kecewa. Hari itu juga dia memutuskan untuk tidak mau menegur atau bicara dengan Habibie," ungkapnya.
Malam itu, Habibie menelepon Soeharto. Namun, pemimpin Orde Baru itu enggan bicara.
Cerita Habibie menelepon Soeharto pada 20 Mei 1998 malam juga dikonfirmasi oleh mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie, yang pada waktu itu ada di kediaman BJ Habibie.
Bagi Probosutedjo, suasana ruang tamu Cendana malam itu tak akan pernah ia lupakan.
Dengan wajah redup namun tenang, ungkapnya, Soeharto mengatakan dengan lirih, "Saya akan mengundurkan diri, baik."
Probosutedjo sempat menanyakan siapa yang akan menjadi presiden setelah Soeharto lengser, dengan singkat Soeharto menyebut nama Habibie.
Pemimpin 32 tahun Orde Baru itu mengatakan, "Sudahlah saya ikhlas."
Keesokan harinya, pada 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB, di Istana Merdeka, Jakarta, Soeharto mengumumkan berhenti dan Wakil Presiden BJ Habibie diangkat menjadi presiden.
Baca juga: Dinamika Seputar Peralihan Kekuasaan Soekarno ke Soeharto...
Sumber: kompas.com
Artikel Terkait
KR, Pemasok Narkoba Onadio Leonardo yang Dibekuk di Sunter, Diungkap Polisi
Kecelakaan Maut di Merauke: Truk Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas, Pengemudi Kabur
Tawuran Berdarah di Depok: 2 Remaja Terluka Bacokan Celurit, Ini Kronologinya
Tantangan SDM & Teknis Proyek Infrastruktur Bawah Tanah Indonesia dan Solusinya