Lompatan Politik Ahmad Ali dari NasDem ke PSI Dinilai Oportunis
Guntur juga mengkritik perpindahan Ahmad Ali dari Partai NasDem ke PSI. Ia menilai langkah ini semakin memperjelas pola oportunisme dalam karier politik Ahmad Ali.
Setelah kalah dalam Pemilu 2024 dan kehilangan pengaruh di NasDem, Ahmad Ali justru langsung mendapatkan posisi strategis sebagai Ketua Harian di PSI.
"Publik pun tertawa kecil karena ini bukan lompatan ideologis. Ini lompatan oportunis," tegas Guntur.
Kesimpulan: Suara Keras yang Berasal dari Ketakutan
Guntur Romli menyimpulkan bahwa berbagai sindiran dan pembelaan yang dilontarkan Ahmad Ali untuk membela Jokowi tidak lebih dari sekadar ekspresi ketakutan.
"Suara keras Ahmad Ali bukanlah suara keberanian. Itu hanyalah gema ketakutan-ketakutan yang ditutupi dengan teriakan, dan diarahkan pada siapa saja yang dianggap mengganggu sandaran politik yang kini ia perlukan," pungkasnya.
Artikel Terkait
Polda Metro Bantah Klaim MAF: Bukan Anak Propam, Mobil Bukan Sitaan
Syahganda Bongkar Konsekuensi Jokowi Dijuluki Politisi Jalanan di Forum Bloomberg
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Pidato Bahasa Inggris
Transformasi PSI 2029: Dari Partai Jelita ke Jelata, Strategi Menuju Pemilu