Syahganda kemudian mempertanyakan kehadiran Jokowi di forum-forum internasional bergengsi. Ia mengaitkannya dengan dugaan adanya biaya khusus yang harus dikeluarkan. Syahganda mencurigai adanya transaksi tertentu di balik undangan untuk Jokowi di acara-acara elite global semacam itu.
Dia menegaskan bahwa jika Jokowi hadir sebagai kepala negara yang sedang menjabat, hal itu adalah hal yang wajar. Namun, menurutnya, posisi Jokowi kini sudah berbeda sebagai mantan presiden dan tidak otomatis mendapat undangan resmi tanpa biaya.
"Karena kalau dia diundang sebagai presiden, saya pikir itu hak, maksudnya sebagai pimpinan negara wajar kan gitu. Ini kan bukan pimpinan negara, bahasa Inggrisnya terbata-bata, pengalamannya juga mencurigakan buat bangsa Indonesia," jelasnya.
Syahganda pun menyatakan keraguannya bahwa Jokowi bisa hadir di acara tersebut tanpa mengeluarkan biaya. Ia menekankan bahwa forum Bloomberg adalah entitas bisnis, bukan yayasan sosial.
"Tidak mungkin Jokowi masuk gratisan di situ karena ini perusahaan bisnis bukan yayasan sosial. Kalau yayasan pengabdian masyarakat bisa saja, tapi kalau ini ya nggak mungkin dong," pungkas Syahganda Nainggolan.
Artikel Terkait
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Pidato Bahasa Inggris
Transformasi PSI 2029: Dari Partai Jelita ke Jelata, Strategi Menuju Pemilu
Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Awan Kritik Manuver Politik dan Minta Gus Ipul Mundur
Faizal Assegaf Desak Jokowi dan Megawati Segera Dialog, Ini Tujuannya