Agus yang merupakan mantan dosen tamu UI juga memperingatkan bahaya lain dari gaya korporasi. Praktik ini berisiko memicu budaya transaksional dalam lingkungan kampus, di mana proses seleksi kepemimpinan bisa didasarkan pada transaksi, bukan pada kualitas dan integritas akademik.
Ia mendesak agar UI tetap netral dan sepenuhnya dibiayai oleh negara. Dengan demikian, kampus tidak perlu mencari dana sendiri seperti layaknya sebuah korporasi, yang ujung-ujungnya dapat mempengaruhi independensi dan kualitas akademik.
Solusi yang ditawarkan adalah mendorong pemerintah untuk menambah alokasi dana pendidikan bagi perguruan tinggi. Langkah ini penting untuk mencegah universitas terjebak dalam praktik komersialisasi dan tetap fokus pada misi pendidikannya, terutama dalam menerima lebih banyak mahasiswa dari kalangan kurang mampu.
Sebelumnya, Rektor UI Heri Hermansyah menyatakan bahwa UI adalah universitas research and entrepreneur. Dalam visinya, seorang dekan harus memiliki kemampuan managerial yang bagus dan spirit entrepreneur untuk meningkatkan pendapatan serta kerja sama di fakultasnya, dengan tetap menjaga kualitas akademik.
Artikel Terkait
Partai Golkar Terancam Jeblok di Pemilu 2024? Pimpinan Bahlil & Sarmuji Dituding Pengkhianat
Kejanggalan Kasus Narkoba Pamulang: 4 Koper Sabu Bolak-Balik Dibawa Polisi
Megawati Perintahkan Kader PDIP Bantu Korban Bencana: Peran Strategis Baguna
Peran Dasco 2025: Jembatan Politik Megawati hingga Abu Bakar Baasyir untuk Stabilitas Indonesia