GELORA.ME - Analis kebijakan publik Said Didu mengungkapkan perbedaan Sri Mulyani Indrawati saat menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, Sri Mulyani bertugas sebagai Menkeu saat era SBY, namun berubah menjadi kasir penguasa semasa pemerintahan Jokowi.
"Saya menyatakan Sri Mulyani itu waktu SBY dia Menteri Keuangan, tapi setelah Jokowi menjadi kasir penguasa. Beda sekali," ujar Said Didu dalam program Rakyat Bersuara bertajuk Di Balik Ganti Menteri, Ada 'Bersih-Bersih'? yang tayang di iNews, Selasa (23/9/2025).
Dia lantas mencontohkan perbedaan Sri Mulyani di era SBY dan Jokowi. Semasa pemerintahan SBY, kata dia, Sri Mulyani tegas menolak menganggarkan uang untuk pembangunan monorail.
"Saya kasih contoh ke publik, Bapak masih lihat monorail yang mangkrak dari mana tiangnya? Kuningan. Itu saat saya rapat dengan Sri Mulyani, dengan JK, JK minta, 'Bisa gak dikasih subsidi?' Bu Sri menyatakan, 'Tidak bisa, kalau Bapak mau paksakan, Bapak saja Menteri Keuangan,' saking sebagai Menteri Keuangan, (berucap seperti itu) ke Pak JK," kata Said Didu.
Sedangkan saat pemerintahan Jokowi, kata dia, Sri Mulyani mau menganggarkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.
"Pada saat Joko Widodo kereta api cepat yang tidak layak digelontorin. Itu rakyat paham betul perbedaannya," tutur dia.
Dia kemudian menjabarkan kondisi fiskal saat Sri Mulyani awal menjabat Menkeu pada 2004 dan saat ini. Saat Sri Mulyani awal menjabat, utang pemerintah masih sebesar Rp1.600 triliun.
Namun kini, utang pemerintah menembus angka Rp10.000 triliun.
"Utang pemerintah lho ya. Bunga saat masuk itu kira-kira hanya 1-2 persen, bunga utang saat keluar itu 7 persen. Hasilnya apa?" kata Said Didu.
Merespons pernyataan itu, Koordinator Rumah Juang Prabowo-Gibran, Andi Azwan menilai Said Didu salah kaprah soal Sri Mulyani.
"Bung Said Didu bicara itu memang ada juga benarnya, tapi juga banyak gak benarnya," kata Azwan.
Dia mengakui perlu ada penyegaran pada jabatan Menkeu karena sudah dijabat Sri Mulyani selama 14 tahun. Namun di sisi lain, prestasi-prestasi Sri Mulyani selama menjabat perlu diapresiasi.
Dia mencontohkan kala Sri Mulyani berhasil menjaga fiskal negara saat pandemi Covid-19 melanda.
"Kita juga apresiasi kepada beliau bagaimana menahan fiskal itu pada zaman Covid-19, sehingga kita bisa keluar dari Covid itu. Itu satu apresiasi juga kepada beliau," tutur dia
Sumber: inews
Artikel Terkait
Membanggakan Negeri? Diungkap Kaesang, Foto Wisuda Gibran Dipajang di Kampus MDIS
Gibran Mulai Ditinggalkan Prabowo, Sejumlah Kemungkinan Ini Bakal Terjadi!
Roy Suryo Bongkar Kejanggalan Riwayat Pendidikkan Gibran di Kemendikdasmen
KPK Apresiasi Hakim Tolak Praperadilan Rudi Tanoesoedibjo