HEBOH Intel Nyamar Malah Diciduk Brimob, Ini Kronologi Anggota BAIS Dituduh Provokator Demo Ricuh

- Jumat, 05 September 2025 | 18:35 WIB
HEBOH Intel Nyamar Malah Diciduk Brimob, Ini Kronologi Anggota BAIS Dituduh Provokator Demo Ricuh




GELORA.ME - Sebuah insiden menegangkan yang berpotensi memicu gesekan antara TNI dan Polri terjadi di tengah panasnya aksi demonstrasi. 


Seorang perwira menengah TNI dari Badan Intelijen Strategis (BAIS), Mayor SS, ditangkap oleh anggota Brimob karena dituduh sebagai provokator saat kericuhan pecah di kawasan Flyover Slipi, Jakarta Barat.


Insiden salah tangkap ini sontak viral setelah foto wajah dan kartu anggota Mayor SS menyebar luas di media sosial dengan narasi yang menyudutkan. 


Menanggapi hal tersebut, Mabes TNI akhirnya buka suara dan membeberkan kronologi lengkap kejadian tersebut.


Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan bahwa keberadaan anggota BAIS di lokasi demonstrasi adalah bagian dari tugas resmi untuk melakukan deteksi dan pencegahan dini terhadap potensi ancaman.


"Anggota BAIS TNI memang harus melaksanakan deteksi dini, kemudian cegah dini terhadap segala upaya-upaya ancaman, karena itu dimanapun situasi yang sekiranya mengancam, pasti akan ada rekan-rekan kita di situ," kata Freddy dalam jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dilansir Antara, Jumat (5/9/2025).


Peristiwa itu sendiri terjadi pada Kamis (28/8) malam, sekitar pukul 23.25 WIB. 


Saat itu, situasi di Flyover Slipi memanas, massa aksi terlibat bentrok dengan aparat Brimob. 


Pasukan Brimob kemudian memukul mundur massa hingga terpecah ke dua arah, yakni Pejompongan dan Bendungan Hilir.


Mayor SS, yang sedang bertugas memonitor situasi, mengikuti pergerakan pasukan Brimob dari Bendungan Hilir yang hendak bergabung dengan rekannya di Pejompongan. Namun, kondisi menjadi kacau akibat tembakan gas air mata.


"Pukul 23.25 WIB, Mayor SS dan rekannya memonitor unjuk rasa di area pom bensin, namun Mayor SS dan rekannya berbagi jarak di area pom bensin sekitar 50 meter terpisah karena adanya asap gas air mata," jelas Freddy.


Dalam posisi terpisah dari rekannya itulah, Mayor SS tiba-tiba didatangi dan ditangkap oleh seorang anggota Brimob. Terjadilah percakapan dengan nada tinggi.


"Nah di sini ada percakapan dari rekan Brimob dan Mayor SS. Percakapan itu yaitu, dari Brimob menyampaikan 'kamu itu ikut-ikutan demo?' dengan nada surat tinggi. Kemudian dijawab oleh Mayor, 'saya tidak ikut demo pak' Lanjut, 'kamu ngapain kamu disini kalau tidak ikut demo?' kata Mayor SS," ujar Freddy, menirukan kembali dialog tegang tersebut.


Meskipun Mayor SS telah menjelaskan bahwa dirinya adalah anggota BAIS yang sedang bertugas, anggota Brimob tersebut tidak langsung percaya. 


Setelah Mayor SS menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) TNI, anggota Brimob itu lantas memfoto wajah dan KTA tersebut sebelum akhirnya melepaskannya.


Freddy menyayangkan foto inilah yang kemudian menyebar di media sosial dengan narasi hoaks bahwa TNI menjadi provokator aksi anarkis.


Sebelumnya, Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi Revita juga telah merespons insiden ini. 


Ia secara khusus menyoroti tindakan aparat yang membongkar identitas seorang intelijen yang sedang bertugas.


"Begitu ini ditangkap kemudian keluar seperti itu, harusnya yang menangkap itu tidak menyebarkan itu, karena kan intelijen," kata Tandyo kepada awak media di gedung DPR, Jakarta Pusat.


Tandyo menegaskan bahwa menyamar dan masuk ke dalam sebuah kelompok, termasuk kerumunan demonstran, adalah metode yang lumrah dalam dunia intelijen untuk menggali informasi.


"Saya sampaikan ya, namanya orang memberikan informasi itu kan kita harus masuk di dalam ya, itu kita ikut mereka, kegiatan mereka," kata Tandyo.


Sumber: Suara

Komentar