Ia menegaskan bahwa baik anarkisme dari massa maupun tindakan represif dari aparat sama-sama tidak dapat dibenarkan.
IMM pun menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa, baik dari pihak warga sipil maupun kepolisian.
“Tentu kita berduka atas meninggalnya saudara kita, dan kita minta Kapolri menindak secara tegas dan terbuka. Kita paham bahwa Polisi juga tidak ingin ada korban, sama seperti kita yang inginnya baik-baik saja dan kondusif,” jelas Riyan.
Namun, ia kembali mengingatkan bahwa keadilan bagi korban kekerasan tidak boleh mengaburkan tuntutan utama gerakan.
Riyan menyerukan agar seluruh elemen masyarakat tidak terjebak dalam 'permainan' ini.
Ia khawatir jika fokus gerakan terpecah, maka tujuan awal untuk mengawal kebijakan DPR akan gagal total, dan ini hanya akan menguntungkan para politisi di Senayan.
Ia mengingatkan agar publik tetap solid dan waspada terhadap upaya adu domba.
“Saatnya kita kembali ke tuntutan awal, fokus ke DPR RI. Jangan sampai kita dijadikan alat untuk pecah belah, dibentur-benturkan dengan skenario yang sengaja dibangun,” pungkasnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Anies Bongkar Praktik KKN di Pemerintahan Prabowo: Jabatan Diberikan Lewat Koneksi, Bukan Kompetensi!
Jokowi Orang Baik: Mitos yang Membuai atau Fakta yang Terbukti?
Jokowi Dituding Sebagai Biang Kerok Melemahnya Penegakan Hukum di Indonesia
Ahmad Sahroni Didekati PSI Jadi Dewan Penasihat? Ini Kata Bro Ron!