GELORA.ME - Muhammad Tri Andika, dosen Jurusan Ilmu Politik di Universitas Bakrie, mengatakan sudah tercium aroma ketegangan antara “kubu Solo” dan “kubu Kertanegara” setelah eks Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel diringkus.
Noel yang merupakan pendiri Jokowi Mania, kelompok relawan pendukung eks Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu malam, (20/8/2025)
KPK menangkap Noel karena dia diduga terlibat dalam kasus pemerasan untuk pengurusan sertifikat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Sekarang Noel sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Ketika ditanya apakah kasus Noel merupakan sinyal bahwa "geng Solo" akan dibersihkan dari kabinet Prabowo, Andika berkata ketegangan antara Solo dan Jakarta belum keluar.
“Ketegangan politik antara Solo dan Jakarta, Solo-Kertanegara, memang belum keluar, tetapi aromanya sudah sangat-sangat [tercium]. Dan ini tidak bisa dinafikan. Pasti ini ada suasana konfliktual antara Solo dan Kertanegara,” ujar Andika dalam program Apa Kabar Indonesia di tvOne, Minggu, (24/8/2025).
Dia menganggap kasus Noel merupakan refleksi dari situasi konfliktual itu.
“Memang meskipun caranya halus, Noel adalah kader Gerindra secara formal karena pernah menjadi caleg, tetapi identitas poliitk Noel ini adalah Pak Jokowi. Kita tahu banyak kebijakan Pak Jokowi yang tidak sepenuhnya dilanjutkan atau dikehendaki oleh Pak Prabowo,” kata Andika yang pernah menempuh pendidikan S-2 di Universitas Ritsumeikan, Jepang.
Noel dikenal sebagai pendiri Jokowi Mania. Namun, pada tahun 2023 dia juga mendirikan Prabowo Mania 08, kelompok relawan pendukung Prabowo Subianto sebagai capres.
Menurut Andika, kasus yang menjerat Noel tidak hanya terkait dengan problem integritas personal saja, tetapi juga problem sistematis yang terjadi di Kemenaker sejak tahun 2019.
“Artinya ini menyasar kepada apa yang pernah dilakukan oleh pemerintahan Pak Jokowi. Kalau KPK berani dan memang kalau garis politik KPK sudah lurus kepada pemerintahan hari ini, ya harus diusut sampai dengan siapa yang menjadi menteri di era Pak Jokowi tersebut,” ucap pakar politik itu.
Andika menilai penyingkiran Noel sebagai anggota kabinet dari klaster relawan bukanlah hal yang sulit.
Noel memang telah dicopot oleh Presiden Prabowo setelah menjadi tersangka.
Sementara itu, dalam acara yang sama, pengamat politik Adi Prayitno mengatakan Prabowo sudah mengklaim akan menyikat para koruptor, tak peduli partai ataupun agama mereka.
“Saya khawatir masih ada orang yang masih merasa sok asyik dan sok akrab. Jadi, merasa tindakan-tindakannya yang jelas-jelas abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan), merugikan negara, itu akan dibiarkan. Tidak untuk pemerintahan kali ini,” kata Adi yang juga menjadi Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, sebuah lembaga survei.
Dia berharap bisa melihat KPK menangkap para koruptor besar yang selama ini tidak tersentuh.
Jokowi komentari kasus Noel
Di sisi lain, Jokowi mengaku mengapresiasi KPK yang telah bekerja menangkap Npel
“Saya sangat mengapresiasi kerja baik dari KPK dan kita semua harus menghormati proses hukum yang ada,” kata Jokowi di kediamannya di Sumber, Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (22/8/2025).
Jokowi pun tak membantah bahwa Noel adalah salah satu pendiri organiasai relawan yang ikut memenangkannya pada Pilpres 2019.
Namun, dia tetap meminta semua pihak agar mengikuti proses hukum yang sedang berlangsung.
“Benar (pernah jadi relawan Jokowi). Ikuti proses hukum yang ada,” tutur Jokowi.
Ray Rangkuti: Hubungan Jokowi-Prabowo makin berjarak
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengatakan kasus ditangkapnya Noel sarat dengan makna politik.
Lulusan Fakultas Ushuluddin program studi Aqidah Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini hubungan Prabowo dan Jokowi makin berjarak.
"Sejauh ini kan yang paling kuat, Noel itu tetap dilihat sebagai orangnya Pak Jokowi. Image dia itu masih sebagai orang yang dekat dengan Pak Jokowi," kata Ray Rangkuti, Minggu, (24/8/2025).
Menurut Ray Rangkuti, hal menarik dalam peristiwa hukum akhir-akhir ini adalah orang-orang yang dekat dengan Jokowi banyak bermasalah.
Orang-orang itu misalnya Ketua Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina dan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim
"Jadi pertanyaan apakah ini by design atau muncul secara natural. Tetapi di luar pertanyaan itu, saya kira hubungan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo itu menunjukkan makin tidak lengket. Atau semakin berjarak," katanya.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
KPK Sentil Noel Ebenezer: Jangan Sedikit-sedikit Minta Amnesti
Wamenaker Noel Jadi Tersangka, Pakar: Ini Akibat Kabinet Gemuk Hasil Pilih Orang Kayak Kacang Goreng!
Bahlil Dapat Gelar Kehormatan dari Presiden Prabowo, Apa Jasanya?
Rismon Sianipar Blak-Blakan Tantang Rektor UGM Soal Kasus Ijazah Jokowi