Selamat! Polri Dapat Piagam Penghargaan: Konsisten Dikritik Rakyat Tak Goyah, Dipuji Presiden Sumringah

- Selasa, 01 Juli 2025 | 21:35 WIB
Selamat! Polri Dapat Piagam Penghargaan: Konsisten Dikritik Rakyat Tak Goyah, Dipuji Presiden Sumringah




GELORA.ME - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian menggelar aksi simbolik di depan Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta pada peringatan HUT ke-79 Bhayangkara yang jatuh pada Selasa, 1 Juli 2025.


Aksi ini sebagai bentuk kritik terhadap ketidakprofesionalan dan berbagai aksi kekerasan yang melibatkan kepolisian yang tak kunjung direspons dengan perbaikan secara menyeluruh.


Aksi simbolik itu mereka gelar dengan berbagai kegiatan, salah satunya teatrikal sebagai pengingat atas berbagai kasus kekerasan oleh kepolisian yang memakan korban jiwa.


Teaterikal diperankan sejumlah orang yang mengenakan pakaian serba putih. Dalam aksinya mereka meneriakkan sejumlah nama korban kekerasan oleh kepolisian.


Di antaranya, Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 135 orang meninggal pada 2022; Afif Maulana di Padang, Sumatera Barat yang diduga jadi korban penyiksaan kepolisian pada Juni 2024, hingga kasus penembakan terhadap Gamma Rizkynata Oktafandy di Semarang pada Desember 2024.


Teatrikal kemudian mereka akhiri dengan menyiramkan cat berwarna merah sebagai simbol darah kepada salah satu pemeran yang tergulung kain panjang putih.


Wakil Ketua YLBHI, Arif Maulana yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian, menjelaskan teatrikal itu menggambarkan bagaimana penderitaan yang dialami oleh para korban.


Alih-alih, melakukan perbaikan justru kepolisian berupaya melakukan pencitraan atas berbagai kekerasan yang dilakukannya.


"Bahwa selama ini seringkali fakta di lapangan berbeda dengan narasi di media. Ada pencitraan yang dilakukan oleh institusi kepolisian ketika ada berbagai kasus yang menjerat anggotanya," kata Arif saat ditemuidi lokasi.


Dalam aksinya mereka juga membentangkan spanduk besar yang bertuliskan "Polisi akan Terus Membunuh!! Reformasi Polisi Segera." 


Aksi kemudian mereka akhiri dengan memberikan piagam penghargaan yang berisi sindiran kepada kepolisian.


"Kami memberikan penghargaan piagam kepada institusi kepolisian yang hari ini berulang tahun. Yang pada intinya mengingatkan sejumlah hal yang di antaranya adalah soal bagaimana kerusakan dan problem-problem kepolisian itu terjadi," jelas Arif.


Piagam penghargaan itu berisi sembilan poin sendiri yang merepresentasikan kritikan masyarakat terhadap Polri. 


Adapun beberapa poin kritikan itu berbunyi, "Konsisten dikritik rakyat tak goyah, dipuji presiden langsung sumringah."


Kemudian berbunyi, "Keuletan melanggengkan pelanggaran kebebasan sipil, meski dalam kondisi kamera menyala dan di depan umum."


Di akhir piagam penghargaan itu terdapat tulisan yang berbunyi, "Diberikan pada peringatan Hari Bhayangkara ke 79, sebagai peringatan bahwa kepercayaan publik tidak lahir dari ruang kosong melainkan realitas keseharian."


Sumber: Suara

Komentar