GELORA.ME - Unjuk rasa pendukung paslon nomor 02 Suryatati-Ii Sumirat di depan kantor Bawaslu Bengkulu Selatan, Kamis 22 Mei 2025, berakhir ricuh.
Kericuhan bermula saat orator aksi meminta Bawaslu menemui massa. Namun karena tak kunjung keluar, massa yang tak sabar kemudian membakar keranda mayat serta beberapa orang tiba-tiba melempar batu ke arah aparat dan kantor Bawaslu.
Situasi makin tak terkendali saat aparat kepolisian mencoba membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan water canon.
Bentrokan tak terhindarkan antara massa dengan aparat kepolisian. Terlihat kepulan asap tebal di kantor Bawaslu serta beberapa kali terdengar suara tembakan.
Akibat aksi berujung rusuh tersebut, beberapa peserta aksi mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan akibat tembakan gas air dan jatuh dari mobil. Beberapa korban mendapat perawatan intensif.
“Ke mana Bawaslu? Kami tagih janji mereka untuk kasih penjelasan ke kami, sampai sekarang tidak ada. Ini soal profesionalisme kerja mereka,” kata koordinator aksi Herman Lupti dalam keterangannya.
Herman menyatakan, kasus rekayasa penangkapan Ii Sumirat adalah kejahatan pilkada yang luar biasa.
Pengungkapan peristiwa itu, imbuhnya, tidaklah sulit bila Bawaslu benar-benar punya itikad baik menegakkan hukum secara profesional.
“Jangan hanya bilang bahwa itu bukan pelanggaran pilkada. Ayo duduk bersama, saya tunjukkan pasal-pasal di mana letak pelanggaran itu,” pungkas Lupti.
Untuk diketahui, Cawabup Ii Sumirat mengalami intimidasi dan persekusi dari segerombolan orang pada Jumat malam, 18 April 2025.
Mobil yang ditumpangi Ii Sumirat dihadang dan digeledah saat hendak menghadiri acara pernikahan keluarganya. Tidak hanya sekali, pengadangan terjadi hingga tiga kali di lokasi berbeda dan berlangsung sampai pagi.
Hampir bersamaan dengan kejadian itu muncul narasi yang disebar di media sosial seperti Facebook dan WhatsApp, salah satunya, menyebut Ii Sumirat ditangkap polisi karena kasus korupsi.
Kubu Suryatati-Ii Sumirat merasa dirugikan atas peristiwa tersebut serta menuduh operasi penangkapan ilegal itu sebagai biang kerok kekalahan di PSU Pilkada. Mereka mengklaim banyak simpatisan 02 yang tidak datang ke TPS atau mengalihkan dukungan ke paslon lain.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Banyak Bohong, Wajar Publik Curigai Jokowi
Banyak Bohong, Wajar Publik Curigai Jokowi
Banyak Bohong, Wajar Publik Curigai Jokowi
Banyak Bohong, Wajar Publik Curigai Jokowi