GELORA.ME -Publik diyakini tidak akan lagi respek kepada bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo karena dianggap memainkan politik identitas dan didukung cukong besar sehingga bisa tayang pada saat azan di televisi swasta.
Menurut Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, munculnya Ganjar pada saat azan di salah satu televisi swasta merupakan pelanggaran penayangan di media televisi.
Pelanggaran tersebut dikarenakan publik mengetahui bahwa Ganjar telah digadang-gadang menjadi bacapres.
"Publik tidak akan lagi respek kepada Ganjar, karena selain dinilai memainkan politik identitas, juga akan dinilai Ganjar sedang didukung oleh cukong besar sehingga sampai tayang pada saat azan di TV swasta di Indonesia," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/9).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, sebagai bacapres, tidak elok ditampilkan pada azan magrib di stasiun televisi swasta.
"Selain itu, dengan munculnya Ganjar pada saat azan, justru akan merugikan Ganjar sendiri. Karena selain akan dinilai sebagai bagian politik identitas, juga publik akan berpikir bahwa ada pemberian fasilitas istimewa dan bahkan mengarah adanya sponsorship berlebihan kepada Ganjar yang justru akan merusak nama Ganjar itu sendiri," pungkas Saiful.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa Diduga demi Kepentingan Politik Kekuasaan Keluarga Jokowi
2 Calon Kuat yang Diramalkan Bakal Gantikan Hasan Nasbi jadi Kepala PCO
Kasus Ijazah Diberitakan Media Asing, Dokter Tifa: Hati-hati Pak Jokowi
Duit 100 Dolar AS Bertebaran di Meja saat Rekonstruksi Kasus Suap Hakim