GELORA.ME - Pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Minggu (18/6) kemarin, mencairkan kebekuan hubungan PDIP-Demokrat yang berlangsung hampir dua dekade.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga ayah AHY, membuat sebuah catatan tentang harapan adanya pertemuan antara dia dengan Megawati Soekarnoputri.
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," ucap SBY melalui Twitter, Senin (19/6).
Di Stasiun Gambir, kata SBY, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 hasil Pemilu 2024 yang telah membelikan karcis kereta api Gajayana [KA eksekutif rute Gambir-Malang] ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai."
- SBY.
Masih dalam cuitannya, SBY, bersama Jokowi dan Megawati lalu naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, mereka menyapa rakyat Indonesia dengan hangat.
Rakyat yang pernah mereka pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan, kata SBY.
"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," tulis SBY menutup mimpinya.
'Perang dingin' PDIP-Demokrat memang jamak dipahami terjadi antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dimulai saat Megawati menjabat sebagai presiden sementara SBY adalah Menteri Koordinator Politik dan HAM. Megawati, sebagai presiden yang hendak maju lagi di Pemilu 2004, sempat bertanya apakah ada di antara menterinya yang hendak maju juga. Namun SBY mengelak.
Ternyata, SBY maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla dengan kendaraan Partai Demokrat menghadapi Megawati berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Hasilnya, SBY menumbangkan Megawati dan dia memimpin Indonesia dua periode.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
KPK Sebut Bebasnya Setnov Konsekuensi Hidup Berbangsa, Senang atau tidak Harus Diterima
Setnov Bebas saat Momen HUT RI, Sudirman Said: Indonesia Belum Merdeka dari Koruptor
Alasan Setya Novanto Bebas Bersyarat: Berkelakuan Baik dan Aktif Jadi Motivator di Penjara
Rocky Gerung ke Gibran: Mengundurkan Diri atau Peristiwa 98 Terulang?!