Analisis Beban dan Laba Sebelum Pajak
Di sisi lain, perusahaan juga mencatat kenaikan pada beberapa pos beban. Beban pokok penjualan (COGS) KEJU tercatat Rp752,23 miliar, yang turut dibarengi dengan peningkatan beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Meski demikian, setelah memperhitungkan seluruh pendapatan dan beban lainnya, laba sebelum pajak KEJU berhasil mencapai Rp186,83 miliar, yang juga tumbuh 30,3% secara year-on-year.
Kondisi Neraca dan Arus Kas KEJU
Dari sisi neraca, total aset KEJU mengalami peningkatan 17,5% year-to-date (ytd) menjadi Rp1,14 triliun per akhir September 2025, dibandingkan dengan akhir 2024 yang sebesar Rp974,06 miliar.
Sementara liabilitas bertambah 41,2% ytd menjadi Rp330,79 miliar, ekuitas pemegang saham justru meningkat menjadi Rp813,97 miliar. Posisi kas dan setara kas perusahaan juga kuat, naik menjadi Rp310,88 miliar dari sebelumnya Rp288,06 miliar pada akhir 2024.
Yang menggembirakan, arus kas operasi KEJU positif sebesar Rp224,16 miliar. Di sisi lain, arus kas investasi negatif Rp128,22 miliar, sedangkan arus kas pendanaan tercatat minus Rp73,12 miliar setelah perusahaan melakukan pembagian dividen tunai.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya