GELORA.ME - Saat kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Amangkurat I hiduplah seorang gadis bernama Roro Oyi.
Waktu itu sang raja alias Amangkurat I baru saja kehilangan permaisurinya – Ratu Mas Malang– yang meninggal diduga karena diracun oleh orang-orang sekitarnya.
Sejak pertama kali bertemu Roro Oyi, Amangkurat I langsung ingin menjadikannya permaisuri. Namun pada waktu itu sang gadis baru berusia 11 tahun dan terlalu kecil untuk dipinang.
Baca Juga: Sukses jadi pengusaha muda, ternyata itu bukan keinginan Haji Beky: Dulu cita-cita saya…
Oleh karena itu Amangkurat I meminta salah seorang mantrinya yaitu Ngabei Wirareja untuk mengurus sang gadis hingga remaja.
Dikutip GELORA.ME dari Tik Tok @rickworks24 begini cerita singkat kisah cinta Amangkurat I dengan Roro Oyi.
"Roro Oyi tumbuh remaja, namun bukannya menjaga diri dari laki-laki lain demi menjadi permaisuri Amangkurat I, dia justru jatuh cinta pada Pangeran Anom," ujar narator.
Pangeran Anom adalah putra Amangkurat I.
Dari sinilah kekacauan dimulai. Sejak pertama kali bertemu, Pangeran Anom memang langsung jatuh hati pada Roro Oyi.
Pangeran Anom sampai jatuh sakit akibat cintanya pada gadis pujaan Amangkurat I.
Sampai jatuh sakit karena cintanya itu. Pangeran Anom berbaring dengan berselimut kain dodot dan mengunci diri di dalam kamar sampai tidak makan dan tidak tidur.
Baca Juga: Keindahan alam Desa Wisata Malahing, perkampungan di tengah laut yang kini masuk 75 besar ADWI 2023
Maka tak heran Pangeran Anom rela mengambil resiko demi cintanya itu. Ia pun memboyong Roro Oyi dari kediamannya di Wiraraja.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hops.id
Artikel Terkait
Perempuan ini review jujur kue ulang tahun murah The Harvest, cuma Rp50 ribuan: Kemasan premium dan free totebag!
Megawati banyak dikira pakai tindik, dr Soni ungkap yang dipakai anak Soekarno adalah Plugs Nasal Filter, harganya di bawah Rp100 ribuan?
Ramalan Zodiak hari ini, Minggu 4 Februari 2024: Aries cobalah kencan kilat, Taurus finansial lagi baik-baik saja
Ken and Grat review Indomie goreng lokal vs luar negeri, ternyata berbeda dari segi ini: Mienya tipis, rasanya lebih...