GELORA.ME - Mereka pernah memimpin negara dengan kuasa absolut, tapi diam-diam menguras miliaran dolar dari rakyatnya.
Siapa saja presiden paling korup di dunia dan bagaimana skema gelap mereka terbongkar?
Pada tahun 2004, Transparency International, sebuah lembaga antikorupsi global, merilis daftar pemimpin negara paling korup sepanjang sejarah.
Penilaian ini tidak hanya berdasarkan jumlah uang yang digelapkan, tetapi juga pada dampak sosial, ekonomi, dan politik dari tindakan mereka.
Siapa Saja Presiden Terkorup di Dunia?
Ferdinand Marcos Presiden Filipina, Sani Abacha Presiden Nigeria, dan termasuk Soeharto Presiden dari Indonesia merupakan presiden paling korup di dunia yang menggelapkan hingga US$25 miliar atau Rp406 triliun.
Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
1. Soeharto
Jabatan: Presiden Indonesia
Perkiraan Korupsi: US$25-35 miliar atau Rp406 triliun
Masa Jabatan: 31 tahun (1967-1998)
Soeharto dikenal sebagai arsitek rezim Orde Baru yang berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
Di balik pencitraannya sebagai Bapak Pembangunan, tersembunyi jaringan kekuasaan dan korupsi yang sangat luas, mencakup militer, birokrasi, dan keluarga.
Skema korupsinya melibatkan puluhan yayasan amal yang dikendalikan langsung olehnya dan keluarganya.
Yayasan-yayasan ini mengelola dana negara dan swasta yang dikumpulkan secara sukarela oleh para pengusaha sebagai bentuk uang terima kasih.
Praktik korupsi Soeharto, yaitu uang masuk ke yayasan, lalu digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Setelah lengser pada tahun 1998 akibat krisis moneter dan tekanan publik, investigasi dilakukan oleh Kejaksaan Agung, IMF, dan World Bank.
Salah satu laporan menyebutkan bahwa Soeharto bersama kroninya menguasai lebih dari 1.200 perusahaan, dari sektor perbankan, kehutanan, minyak, hingga media.
Namun, karena alasan kesehatan dan perlindungan politik dari elit lama, Soeharto tidak pernah diadili hingga wafatnya tahun 2008.
Hingga kini, kasus korupsinya tetap menjadi warisan gelap dalam sejarah demokrasi Indonesia.
2. Ferdinand Marcos
Jabatan: Presiden Filipina
Perkiraan Korupsi: US$7.5 miliar
Masa Jabatan: 21 tahun (1965-1986)
Presiden Ferdinand Marcos bukan hanya korup, tapi juga ahli dalam menciptakan ilusi kekuasaan.
Ia mendirikan sistem otoriter yang menyatu dengan pengaruh oligarki dan militer.
Melalui darurat militer yang diberlakukan tahun 1972, Marcos mengontrol media, pengadilan, dan ekonomi.
Marcos dan istrinya, Imelda, dikenal dengan gaya hidup mewah.
Ketika mereka digulingkan dan melarikan diri ke Hawaii, ditemukan bahwa mereka membawa sekitar 300 koper berisi uang tunai, perhiasan, dan dokumen rekening luar negeri.
Setelah kejatuhannya, pemerintah Filipina mendirikan Presidential Commission on Good Government (PCGG) untuk melacak dan memulihkan aset yang dicuri.
Hingga tahun 2020, lembaga ini telah berhasil merebut kembali sekitar US$3.6 miliar, namun sisanya masih tersebar di berbagai negara, disembunyikan melalui jaringan rekening palsu dan perusahaan cangkang.
Ironisnya, putra Marcos, Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong, kini menjabat sebagai Presiden Filipina.
Hal ini memicu kekhawatiran tentang impunitas dan melunturnya ingatan publik terhadap korupsi rezim masa lalu.
3. Viktor Yanukovych
Jabatan: Presiden Ukraina
Perkiraan Korupsi: US$5 miliar
Masa Jabatan: 12 tahun (2002-2014)
Viktor Yanukovych dikenal sebagai simbol korupsi pasca-Soviet yang memadukan kepentingan politik dan bisnis.
Ia membangun Mezhyhirya, sebuah kediaman presiden mewah seluas 140 hektare, yang dilengkapi kebun binatang pribadi, garasi supercar, dan museum perabotan emas, semua dibiayai dari uang rakyat.
Skema korupsinya terbongkar setelah Revolusi Euromaidan 2014, di mana rakyat menolak keputusannya membatalkan kesepakatan integrasi dengan Uni Eropa demi mendekat ke Rusia.
Yanukovych melarikan diri ke Moskow, meninggalkan ribuan dokumen yang memperlihatkan jaringan korupsi raksasa.
Salah satu investigasi menyebutkan, Yanukovych menggunakan dana publik untuk membentuk perusahaan-perusahaan fiktif, menyuap parlemen, dan mencuri proyek infrastruktur nasional.
Setelah kejatuhannya, Ukraina memulai reformasi besar-besaran dan menggandeng otoritas internasional untuk memburu kekayaan ilegal Yanukovych dan kroninya.
4. Mobutu Sese Seko
Jabatan: Presiden Zaire
Perkiraan Korupsi: US$5 miliar
Masa Jabatan: 32 tahun (1965-1997)
Mobutu adalah contoh klasik dari kleptokrasi Afrika pasca-kolonial. Ia mengubah Republik Demokratik Kongo menjadi kerajaan pribadi yang beroperasi di bawah militerisme, nepotisme, dan pemujaan terhadap dirinya.
Ia sering disebut sebagai presiden yang lebih kaya dari negaranya sendiri.
Gaya hidupnya glamor, seperti memiliki villa di Swiss, jet pribadi, dan belanja jutaan dolar di butik mewah Paris. Sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Dana negara yang dicuri digunakan untuk membeli loyalitas pejabat dan jenderal.
Strategi korupsinya jelas, ia membuat semua orang tergantung padanya. Akibatnya, ekonomi Kongo hancur, infrastruktur runtuh, dan negara jatuh dalam kekacauan setelah ia digulingkan.
5. Sani Abacha
Sani Abacha berkuasa melalui kudeta militer dan menjadi salah satu presiden paling korup dalam sejarah Afrika.
Ia menggunakan bank sentral Nigeria, seperti ATM pribadi. Bersama kroninya, ia menciptakan skema pencucian uang lewat permintaan fiktif dari kementerian, lalu mentransfer dana ke rekening luar negeri.
Laporan Departemen Kehakiman AS menyebutkan bahwa Abacha menyimpan uang hasil korupsi di lebih dari 100 rekening bank luar negeri, termasuk di Swiss, Jersey, dan Luksemburg.
Setelah kematiannya yang misterius pada tahun 1998, pemerintah Nigeria bekerja sama dengan Interpol dan negara-negara Barat untuk melacak dana tersebut.
Hingga tahun 2020, lebih dari US$3,6 miliar telah berhasil dikembalikan ke negara, namun jumlah yang belum terlacak masih sangat besar.
6. Najib Razak
Jabatan: Perdana Menteri Malaysia
Perkiraan Korupsi: US$4.5 miliar
Masa Jabatan: 9 tahun (2009-2018)
Najib Razak terlibat dalam salah satu skandal keuangan terbesar di dunia, yaitu 1MDB (1Malaysia Development Berhad).
Skandal ini melibatkan penggelapan dana investasi milik negara Malaysia yang kemudian digunakan untuk membeli properti mewah di AS, karya seni, kapal pesiar, bahkan mendanai film Hollywood, seperti The Wolf of Wall Street.
Investigasi internasional melibatkan FBI, Departemen Kehakiman AS, dan otoritas keuangan Singapura.
Salah satu bukti paling kuat, adalah transfer US$681 juta ke rekening pribadi Najib menjelang pemilu tahun 2013.
Setelah kalah dalam pemilu 2018, Najib diadili dan divonis bersalah atas tujuh tuduhan, termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang.
Ia dijatuhi 12 tahun penjara dan denda US$45 juta.
7. Slobodan Milosevic
Jabatan: Presiden Serbia/Yugoslavia
Perkiraan Korupsi: US$1 miliar
Masa Jabatan: 11 tahun (1989-2000)
Milosevic lebih dikenal karena kejahatan perang dalam konflik Balkan, tetapi ia juga terlibat dalam korupsi besar selama memerintah.
Ia memindahkan dana negara secara ilegal ke rekening di luar negeri untuk membiayai perang, membungkam lawan politik, dan memperkaya keluarga serta lingkaran dalamnya.
Saat kekuasaannya runtuh pada tahun 2000, ia ditangkap dan diekstradisi ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Di sana, ia diadili atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun, proses hukum terhenti ketika Milosevic meninggal dunia di penjara pada tahun 2006 akibat serangan jantung.
Sumber: Inilah
Artikel Terkait
Fantastis! Harta Kekayaan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana Disorot Karena Melonjak 100 Persen, Kini Capai Rp9 M
Mengintip Harta Eks Menag Yaqut: Naik Rp 2,59 Miliar dalam 4 Tahun, Alphard Baru Gantikan Mercy
Ridwan Kamil dan Lisa Pakai Baju Senada saat Jalani Tes DNA di Bareskrim
Tinggal Tunjukkan Saja, Beres! Feri Amsari Desak Jokowi Akhiri Drama Ijazah Palsu