Mengejutkan! Gibran Ternyata Bukan Anak Emas: Jokowi Siapkan Kaesang di Pilpres 2034, Disarankan Kejar Ijazah S2

- Rabu, 06 Agustus 2025 | 01:50 WIB
Mengejutkan! Gibran Ternyata Bukan Anak Emas: Jokowi Siapkan Kaesang di Pilpres 2034, Disarankan Kejar Ijazah S2




GELORA.ME - Gibran Rakabuming Raka, kerapkali disebut-sebut sebagai 'putra mahkota' ataupun 'anak emas' mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi. 


Tapi, pengamat politik menilai justru Kaesang lah yang tengah dipersiapkan sang ayah untuk politik jangka panjang.


Analis komunikasi politik Hendri Satrio, dalam siniar Speak Up yang diampu Abraham Samad, menilai Gibran sebenarnya sudah 'masuk kotak' dalam percaturan politik nasional.


Hendri Satrio mengatakan, posisi wakil presiden yang kekinian dijalani Gibran adalah puncak karier politiknya, tidak lagi bisa lebih jauh melompat.


"Posisinya sebagai wakil presiden adalah puncak dari jalur kilat yang telah disiapkan sang ayah," kata Hendri Satrio, dikutip hari Selasa (5/8/2025).


Karenanya, asumsi banyak pihak bahwa Gibran adalah kelanjutan dinasti politik Jokowi sebenarnya keliru.


Justru sang adik, Kaesang Pangarep yang kini menjadi Ketua Umum PSI, adalah 'anak emas Jokowi.


Itu tampak jelas dari digelarnya karpet merah politik jangka panjang untuk Kaesang. 


Apalagi kini Jokowi jelas-jelas menyokong Partai Solidaritas Indonesia.


"Anak emasnya itu ternyata bukan Gibran. Saat pidato, itu diralat oleh Pak Jokowi sendiri. Kelihatannya anak emas Pak Jokowi itu Kaesang," kata Hendri Satrio yang juga akademisi Universitas Paramadina tersebut.


Bukti dari "Keceplosan" Jokowi di Kongres PSI


Bukti terkuat dari analisis Hendri ini merujuk pada momen krusial: pidato Jokowi di Kongres PSI pada akhir Juli lalu.


Di hadapan kader partai yang dipimpin putranya, Jokowi secara spesifik menyinggung masa depan politik Kaesang, yang dinilai Hensa sebagai sebuah "keceplosan" yang mengungkap strategi besar.


Jokowi meminta Kaesang untuk tidak terburu-buru maju dalam kontestasi politik besar pada 2029, namun mengarahkan pandangannya jauh ke depan.


“Tapi, jangan tergesa-gesa. Ada step-step-nya ya. Belum (besar) tahun 2029, feeling saya akan mulai di 2034 dengan catatan semuanya erja keras,” kata Jokowi, Sabtu (19/7).


Bagi Hendri, pernyataan ini adalah sinyal yang tidak bisa lebih jelas lagi.


Ini bukan sekadar nasihat seorang ayah, melainkan cetak biru sebuah rencana politik jangka panjang.


"Itu jelas kelihatan Pak Jokowi secara sengaja atau tidak sengaja, keceplosan waktu pidato di PSI, dia kan ngomong begitu," ujarnya.


"Persisnya saat Pak Jokowi bilang jangan tergesa-gesa, bukan 2029, mungkin 2034. Jadi artinya dia siapkan Kaesang dalam sebuah tangga politik menuju (pilpres) 2034," kata dia.


Posisi Kaesang yang Sejajar dengan Mega dan Prabowo


Untuk mendukung argumennya, Hendri menyoroti posisi strategis yang kini diduduki Kaesang. 


Penempatannya sebagai Ketua Umum PSI bukanlah langkah politik biasa.


Menurut Hendri, Jokowi secara sadar menempatkan Kaesang di level tertinggi struktur partai politik, membuatnya sejajar dengan para raksasa politik lainnya.


"Kaesang ditempatkan Pak Jokowi sebagai Ketua Umum PSI. Ini kelasnya ketua umum parpol, sejajar dengan Ibu Mega, Bahlil Lahadalia, bahkan Pak Prabowo," kata dia.


Posisi ini memberikan Kaesang panggung sekaligus kendaraan politik yang tak dimiliki oleh sang kakak, yang jabatannya terikat pada struktur pemerintahan.


Kaesang harus punya ijazah S2


Kontras dengan nasib Kaesang yang dipersiapkan untuk masa depan, Gibran justru dinilai memiliki batas karier yang sudah ditentukan.


Hendri memprediksi bahwa peran politik Gibran tidak akan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi setelah masa jabatannya sebagai wapres berakhir pada 2029.


"Gibran ini selesai sebagai wapres. Levelnya tidak bakal naik lagi. Tapi Kaesang bisa jadi calon presiden di 2034," prediksi Hendri.


Hendri lantas menyarankan agar Gibran melanjutkan kuliahnya ke jenjang master atau S2 untuk meningkatkan kapasitas serta memperbaiki citranya.


Sumber: Suara

Komentar