Menurut Kabag Ops, sebanyak 500 personel gabungan yang terdiri dari 300 anggota Polri, 60 anggota TNI, dan 140 pam swakarsa telah disiagakan.
Supriyo menegaskan bahwa aparat tidak terpancing oleh provokasi dan fokus mengamankan situasi.
"Polisi tidak membalas aksi penonton. Kami hanya fokus pada pengamanan serta mengevakuasi wasit dan pemain dari lokasi kerusuhan," jelasnya.
Petugas berhasil membubarkan massa dan menyisir area stadion hingga ke jalan raya sekitar pukul 17.55 WIB.
Berdasarkan regulasi yang telah disepakati panitia, tim yang suporternya memasuki lapangan saat pertandingan berlangsung otomatis didiskualifikasi. GRKP I FC pun dinyatakan sebagai juara Jalalive ISC 2025.
"Ke depan, izin penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Banjarnegara akan diperketat. Bila perlu, kompetisi bisa ditunda jika berpotensi menimbulkan gangguan keamanan," tegas Priyo.
Sekretaris Umum Askab PSSI Banjarnegara, Setyo Eko Nugroho, menyayangkan kericuhan yang mencoreng laga final yang sejatinya berjalan profesional.
Ia menyebut, turnamen ini merupakan salah satu tarkam terbaik di Banjarnegara karena diikuti pemain-pemain bintang lokal dan menggunakan teknologi VAR.
"Walaupun tarkam, kompetisi ini sangat istimewa. Sayangnya, insiden kemarin mencederai semangat sportivitas yang sudah kita bangun. Jika tidak ada keributan, ini akan menjadi turnamen tarkam terbaik yang pernah digelar di Banjarnegara," pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Pantura Semarang-Demak Akhirnya Lancar! Ini 5 Titik Rawan & Solusi Dishub
Partai Perindo Papua: Komitmen Nyata Dongkrak Ekonomi & Kesejahteraan 2029
Anies Baswedan Bantah Klaim Prabowo: Fakta Pengangguran di Lapangan Justru Berkebalikan dengan Data
Presiden Prabowo Terharu Baca Surat Siswa SRMP, Isinya: Tunggu Kami Ya Pak