Ali Khamenei Pemimpin Iran Ditarget Israel: Selalu Lolos Percobaan Pembunuhan, Lengan Kanan Lumpuh

- Selasa, 17 Juni 2025 | 15:10 WIB
Ali Khamenei Pemimpin Iran Ditarget Israel: Selalu Lolos Percobaan Pembunuhan, Lengan Kanan Lumpuh




GELORA.ME  - Banyak upaya pembunuhan terhadap Ali Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi Iran.


Belakangan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkap misi membunuh Ali Khamenei adalah cara yang pas untuk mengakhiri perang Iran vs Israel.


Namun, rencana tersebut ditentang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan berbagai alasan.


Bukan kali ini saja Ayatollah Ali Khamenei menjadi target pembunuhan.



Ia bahkan memberanikan diri untuk memimpin salat Jumat pertamanya sejak 2020 setelah hampir lima tahun bersembunyi, dikutip dari India Today.


Dengan senapan di sampingnya, Khamenei tampil di depan publik pada hari Jumat, menyampaikan khotbah salat Jumat pertamanya dalam hampir lima tahun.


Pidatonya disampaikan setelah serangan rudal terbaru Iran terhadap Israel, yang ia gambarkan sebagai "hukuman yang sah" atas "kejahatan Israel".


Dalam pidatonya, Khamenei menekankan, perlawanan Iran terhadap Israel tidak akan goyah, bahkan dalam menghadapi pembunuhan yang disengaja terhadap para pemimpinnya.


"Jika diperlukan, Iran akan menyerang 'Palestina yang diduduki' lagi," katanya, yang menandakan sikap garis keras yang berkelanjutan di wilayah tersebut.



Pidato tersebut penting karena Khamenei tidak pernah salat Jumat sejak ada laporan ia ditahan di tempat yang aman karena khawatir akan operasi Israel yang menargetkannya.


Khamenei telah menghadapi banyak upaya pembunuhan sepanjang karier politiknya, khususnya selama tahun-tahun penuh gejolak setelah Revolusi Islam pada 1979.



Berikut adalah sejarah singkat dari upaya pembunuhan paling terkenal yang pernah dilakukan terhadapnya.


15 Maret 1985: Bom bunuh diri saat salat Jumat di Teheran


Seorang pengebom bunuh diri menargetkan jemaah saat Khamenei menyampaikan khotbah.


Meskipun terjadi ledakan, Khamenei tidak terluka, dan sebagai bentuk perlawanan yang signifikan, ia melanjutkan pidatonya.



Serangan itu dikaitkan dengan kelompok oposisi selama periode penuh gejolak dalam politik Iran.


Serangan ini penting karena terjadi selama perang Iran-Irak, saat Iran berada di bawah tekanan internal dan eksternal yang besar.


Berbagai kelompok, termasuk Mujahedeen-e-Khalq (MEK), dikenal karena mengorganisasi upaya kekerasan semacam itu untuk mengacaukan rezim.


27 Juni 1981: Pengeboman Hafte Tir di Teheran


Upaya pembunuhan paling signifikan terhadap Khamenei terjadi pada 1981, ketika sebuah bom meledak di markas besar Partai Republik Islam selama pertemuan pejabat senior.


Serangan itu diatur oleh Mujahedeen-e-Khalq (MEK), sebuah kelompok anti-rezim.


Meskipun Khamenei tidak terbunuh, ia mengalami luka parah.


Ledakan itu menyebabkan lengan kanannya lumpuh permanen.


Banyak pemimpin senior tewas, termasuk Ayatollah Mohammad Beheshti, Ketua Mahkamah Agung Iran, dan salah satu tokoh kunci revolusi.


Serangan ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar oleh kelompok oposisi untuk mengacaukan Republik Islam yang baru terbentuk.


Bertahannya Khamenei, meskipun mengalami luka parah, membantu memperkuat posisi politiknya dan memungkinkannya untuk naik ke posisi yang lebih menonjol dalam rezim tersebut.


Februari 2022: Upaya pembunuhan dengan pesawat nirawak di Teheran

Menurut beberapa laporan, ada dugaan upaya pembunuhan terhadap Khamenei menggunakan pesawat nirawak pada awal 2022.


Informasi tentang peristiwa ini sangat sedikit dan tidak banyak dikonfirmasi oleh otoritas Iran.


Namun, peristiwa ini memicu diskusi tentang meningkatnya ancaman eksternal terhadap kepemimpinan Iran di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.


Benar atau tidak, laporan-laporan ini mengindikasikan bahwa Pemimpin Tertinggi tetap menjadi target utama berbagai musuh dalam dan luar negeri.


Halaman:

Komentar