Pertama Kali Ditembakkan Iran, Rudal Haj Qassem Berhasil Bobol Iron Dome Israel

- Senin, 16 Juni 2025 | 11:35 WIB
Pertama Kali Ditembakkan Iran, Rudal Haj Qassem Berhasil Bobol Iron Dome Israel


GELORA.ME - 
Iran telah menembakkan rudal balistik Haj Qassem untuk pertama kalinya dalam pertempuran melawan Israel pada Sabtu pekan lalu. Misil yang baru dikembangkan itu berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome, dan bahkan sistem pertahanan berlapis Israel lainnya.

Mengutip laporan CNN, Senin (16/6/2025), rudal Haj Qassem merupakan salah satu senjata yang membombardir Israel dari Sabtu hingga Minggu. Menurut laporan terbaru dari Jerusalem Post, jumlah korban tewas di Israel telah bertambah menjadi 16 orang dan 390 lainnya terluka.

Nama rudal tersebut diambil dari nama Jenderal Qassem Soleimani, perwira militer Iran yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Baghdad atas perintah Presiden Donald Trump pada tahun 2020.

Iran mengeklaim bahwa rudal balistik Haj Qassem dirancang untuk menghindari sistem pertahanan Iron Dome Israel—dan bahkan akan mampu melewati sistem pertahanan Terminal High Altitude Defense (THAAD) milik militer AS yang telah dikerahkan ke Israel.

“Rudal balistik baru ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi canggih yang memungkinkannya menghantam sasaran dengan presisi dan melawan peperangan elektronik,” tulis berita Tansim Iran pada awal Mei.

Trump menyebut Soleimani sebagai "teroris nomor satu" dan membenarkan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut dengan menyatakan bahwa sang jenderal "merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan jahat terhadap diplomat dan personel militer Amerika."

"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang tegas untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran—, Organisasi Teroris Asing yang ditetapkan AS," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan saat itu.

Iran menyebut pembunuhan Jenderal Soleimani sebagai tindakan perang dan melepaskan serangkaian rudal ke pangkalan AS di Irak saat itu.

Menurut laporan The Telegraph, hampir 10 persen dari ratusan rudal yang ditembakkan Iran berhasil lolos dari jaringan pertahanan udara berlapis Israel.

Militer Israel, dengan dalih agar tidak memberikan informasi apa pun yang dapat membantu Teheran dalam serangan di masa mendatang, tidak memberikan komentar resmi tentang jumlah rudal Iran yang berhasil lolos dari pencegatan sistem pertahanan udara Zionis.

Namun, serangan udara Iran menunjukkan kesulitan yang bahkan dialami salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia dalam hal rudal balistik.

Rudal balistik dapat terbang dengan kecepatan hipersonik di atas Mach-5, yang berarti sangat sedikit baterai sistem permukaan-ke-udara yang mampu mencegatnya.

Sistem David's Sling milik Israel adalah salah satunya. Namun dengan rentetan puluhan rudal sekaligus, bahkan sistem ini pun kesulitan mengimbanginya.

Semakin banyak jumlah rudal, semakin besar kemungkinan setidaknya satu rudal berhasil menyelinap dan menemukan sasarannya.

Para pakar mengatakan kemungkinan Iran menggunakan sebagian besar rudal balistiknya untuk "mengalihkan perhatian dan membanjiri" pertahanan udara guna menciptakan celah bagi senjata yang lebih canggih.

Rudal Haj Qassem memiliki jangkauan sekitar 1.000 mil dan menggunakan bahan bakar padat, yang berarti senjata tersebut dapat disimpan di bawah tanah selama bertahun-tahun dan dibawa ke atas untuk ditembakkan.

"Rudal Iran berfokus pada kecepatan dan jangkauan, dengan mengorbankan presisi," kata Justin Crump, kepala eksekutif analis risiko geopolitik Sibylline.

Hal ini membuat kemungkinan besar Teheran akan kehilangan target militernya dan menyerang gedung sipil di sekitarnya.

Meskipun Israel hanyalah negara kecil, kemungkinan besar angkatan bersenjatanya memusatkan pertahanan mereka pada target militer, bukan pada wilayah sipil.

Sumber: sindo

Komentar