GELORA.ME - Pakar forensik digital Rismon Sianipar meragukan hasil pemeriksaan Bareskrim Polri terkait keaslian ijazah sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi. Rismon merupakan salah seorang yang dilaporkan Jokowi terkait tudingan ijazah palsu.
Rismon menjelaskan argumennya saat dihubungi dalam wawancara podcast Refly Harun. Refly bertanya ke Rismon soal hasil penelitiannya terkait ijazah Jokowi.
Rismon menjawab objek ijazah Jokowi yang ditelitinya itu ada tiga yaitu pertama, yang diperlihatkan Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta. Lalu, kedua dokumen yang diupload politikus PSI Dian Sandi Utama. Ketiga, dokumen ijazah yang dipamerkan alumni UGM pada acara reuni 2022.
"Bagian tiga-tiganya itu. Ya bang (dilakukan penelitian). Yang ditunjukkan Pak Sigit Sunarta, terus yang di proyektor saat bersama rekan-rekan alumninya. dan yang dari Dian Sandi. Gitu bang," kata Rismon dikutip dari YouTube Refly Harun pada Jumat, 23 Mei 2025.
Refly pun membandingkan dengan hasil pemeriksaan Bareskrim yang menyatakan ijazah Jokowi asli. Rismon menjawabnya dengan menyinggung pernyataan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Djuhandhani Rahardjo Puro yang selalu mengulangi kata identik.
"Jadi, gini bang, yang saya tonton keterangan Dirtipidum Bareskrim selalu mengulangi kata identik, maka kalau kita bicara identik maka dia butuh pembanding, Nah, pertanyaannya itu pembandingnya itu diuji gak? Diuji gak autentik, aslinya. Kan begitu," jelas Rismon.
Menurut dia, kalau suatu objek identik maka bukan berarti autentik atau asli.
"Kalau identik, bukan berarti dia autentik, asli. Bahasa Indonesianya asli. Identik, ya identik saja. Artinya objek A sama dengan objek B," lanjut Rismon.
Dia menyampaikan demikian karena mempertanyakan objek ijazah pembanding. Rismon meragukan karena Bareskrim tak merincikan objek ijazah yang dijadikan sebagai referensi pembanding.
"Pertanyaannya objek B sebagai referensi itu autentik gak? Kan tidak disebutkan juga ijazah-ijazah siapa yang menjadi perbandingan itu. Identitas perbandingan keidentikan tersebut. Gitu," tuturnya.
Pun, ia menambahkan mestinya objek ijazah pembanding diambil secara random. "Nah, kalau secara statistik seharusnya secara random dong diambil. Bukan yang menyediakan atau selama ini dikenal sebagai die hard-nya Joko Widodo kan bang, gitu loh," tuturnya.
Rismon menganggap penjelasan Bareskrim dalam konferensi pers pada Kamis kemarin seperti tidak bernilai karena mestinya ada kajian ilmiah.
"Jadi, bagi saya ya tidak bernilai sih hari ini. Apa yang kita tunggu-tunggu harusnya kajian ilmiah," ujar Rismon.
Dia menjelaskan dirinya yang melakukan penelitian ijazah Jokowi. Kata Rismon, hal itu dianalisa dari usia kertas hingga usia tinta.
Menurut dia, Bareskrim mestinya menjabarkan usia kertas, tinta, hingga jenis diproduksinya tahun kapan.
"Harusnya dengan jenis tinta misalnya apa gitu, terus produknya apa, gitu loh. Dari perusahaan mana. Gitu kan gak ada," ujar Rismon.
Dia menegaskan dari hasil penelitian yang membandingkan dengan objek lainnya bahwa ijazah Jokowi tidak asli. Rismon bilang hasil ujinya hanya identik, bukan autentik atau asli.
"Kita membandingkan dengan pembanding, dan didapati identik. Ujinya uji identik, kesimpulannya ya bukan asli bang. Bukan autentik. Hasil perbandingan adalah identik, bukan autentik, asli," sebut Rismon.
Sebelumnya, Bareskrim Polri menyatakan ijazah sarjana UGM milik Jokowi adalah autentik atau asli. Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan oleh Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri.
Dirtipidum Bareskrim Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menjelaskan ijazah sarjana Jokowi sudah dilakukan pengujian di Pusat Laboratorium Forensik.
“Dari peneliti tersebut maka antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama,” kata Djuhandhani dalam konferensi pers di Mabes Polri, Kamis, 22 Mei 2025.
Djuhandhani menambahkan pihaknya juga melakukan pengecekan mulai dari bahan kertas, pengaman kertas, bahan cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel dan tinta tanda tangan dari dekan dan rektor.
Ia menuturkan keaslian ijazah milik Jokowi juga diperkuat dengan adanya penelitian laboratorium forensik terhadap skripsi studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis yang ditulis Jokowi. Hal itu diperkuat adanya keterangan wisuda sarjana yang dijalani Jokowi.
“Adanya surat keterangan pinjaman buku atau uang untuk mengikuti wisuda sarjana. Ini untuk diberikan agar memenuhi untuk ikut wisuda atas nama Joko Widodo,” kata Djuhandhani.
Bareskrim juga menyatakan tak ada tindak pidana dari ijazah Jokowi. Begitu juga Bareskrim menegaskan skripsi Jokowi asli.
Dengan demikian, Bareskrim menghentikan penyelidikan laporan dugaan ijazah palsu Jokowi yang diadukan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).
Sumber: viva
Artikel Terkait
Gibran Ingin Lari Sendirian Sejak Awal
Polisi Sebut Ijazah Jokowi Identik, Roy Suryo: Jangan Sampai Produksinya Sama Kemudian Dibandingkan
Korpri Usul Batas Usia Pensiun ASN Diperpanjang hingga 70 Tahun
Musim Penangkapan Mahasiswa Datang Lagi?