Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, bersama dengan rombongan yang terdiri dari 15 orang, terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan hipotermia, dan akhirnya meninggal dalam perjalanan turun dari puncak.
Kronologi peristiwa dimulai pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT, ketika Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekannya di Basecamp yang kembali naik untuk membantu proses evakuasi.
Akibat cuaca buruk, ketiganya, termasuk Elsa dan Lilie, mengalami hipotermia yang mempengaruhi kondisi fisik mereka.
Proses Evakuasi
Pada Minggu (2/3/2025), upaya evakuasi dimulai dengan kedatangan helikopter Komala Indonesia AS 350 B3/PK-KIE di Helipad Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 06.10 WIT.
Helikopter tersebut kemudian bergerak menuju Yellow Valley Tembagapura, dan pada pukul 07.49 WIT, empat orang berhasil dievakuasi, termasuk jenazah Elsa Laksono.
Tim yang Terkena Gejala AMS
Selain Elsa dan Lilie, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) pada 28 Februari 2025.
Namun, kondisi mereka stabil dan berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang sama. Setelah berhasil dievakuasi, Indira dan Saroni dibawa menuju Timika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Lanjutkan Proses Evakuasi
Proses evakuasi dilanjutkan pada pukul 09.23 WIT dengan kedatangan helikopter lainnya yang membawa tim internasional, termasuk Benjamin Mason Jones dari AS, Catherine Leblanc dari Kanada, dan William Edward Hartman dari AS.
Mereka selamat dan juga menjadi bagian dari rombongan yang dievakuasi.
Penerbangan Jenazah ke Jakarta
Jenazah Elsa Laksono akan diterbangkan ke Jakarta pada hari ini, bersama dengan jenazah Lilie Wijayati Poegiono, menggunakan pesawat Lion Air.
Polisi dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk memastikan semua proses berjalan lancar demi menghormati dua pendaki yang telah mengabdikan diri dalam dunia pendakian.
Kapolres Billyandha mengungkapkan bahwa meskipun tragedi ini meninggalkan duka mendalam, upaya evakuasi yang cepat dan terkoordinasi diharapkan dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi keluarga korban
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Petani di Lombok Barat Tewas Tersengat Listrik Saat Tebang Pohon Pisang, Ini Kronologinya
Ahmad Sahroni Sembunyi di Plafon & Jatuh Saat Rumahnya Dijarah Massa
KPK Panggil Valentino Matthew, Anak Pengusaha Menas Erwin, Terkait Kasus Pencucian Uang di MA
Menkeu Purbaya: Tujuan APBN untuk Kaya Bersama, Bukan Segelintir Orang