Adapun uang bantuan PIP yang diterima Hanifah dipergunakan untuk melunasi tunggakan SPP.
Sisanya dipergunakan untuk melunasi kebutuhan lain di sekolah, seperti wisuda kelulusan.
"Kurang tahu (nunggak berapa bulan). Karena bundanya belum bisa bayar waktu itu, terus akhirnya tunggakannya dibayar sama bantuan PIP terus sisanya buat lunasin yearbook sama graduation," tandasnya.
Hanifah kembali menegaskan, dirinya tak mengetahui pasti alasan mendapat bantuan PIP.
Sepengetahuannya, ia mendapat bantuan PIP karena tak memperoleh Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kurang tahu (bisa dapat PIP), kita cuma di data sekolah, jadi yang dapat PIP itu semua anak yang gak punya KIP," jelasnya.
Sebelumnya, aksi Hanifah dan temannya membongkar pemotongan PIP kepada Gubernur Jawa Barat Terpilih, Dedi Mulyadi, viral di media sosial.
Video itu diunggah di akun Instagram Dedi, @dedimulyadi71.
"Kita tuh masih banyak yang pengen dilaporin, Pak, selain kasus PDSS. Sumbangan PIP Rp1,8 juta dipotong Rp250.000, ujar Hanifah, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Hanifah, dari awal pihak sekolah sudah mensosialisasikan dana PIP akan dipotong sekolah untuk dikembalikan ke partai.
Dedi lalu menjelaskan, sumbangan tersebut bukan dari partai, tapi bantuan pemerintah yang disalurkan melalui anggota DPR RI untuk daerah pemilihannya (dapil).
Dedi kemudian bertanya, bagaimana cara sekolah mengambil uang itu karena bantuan tersebut masuk ke rekening masing-masing siswa.
Hanifah mengatakan, saat dirinya ke bank, di sana sudah ada dua petugas TU sekolah.
Petugas tersebut akan meminta buku tabungan, kartu ATM, dan pin.
"Buku tabungan, kartu, dan pin dikasih ke sekolah. Semua seangkatan disamain pin-nya. Kalau ada yang berbeda, dijapri pihak sekolah," urainya.
Selain itu, siswa diminta uang gedung sebesar Rp6,4 juta. Itu pun hasil nego orang tua siswa dalam rapat dari nilai awal yang diminta Rp8,4 juta.
Tak hanya itu, para siswa juga masih membayar SPP Rp200.000 dari yang seharusnya gratis.
Ditambah lagi, uang LKS di atas Rp300.000, dan ada sumbangan masjid yang besarannya dipatok sekolah.
"Kelas 10 ada sumbangan masjid. Harusnya kan sumbangan itu seikhlasnya, kami ini dipatok Rp 150.000," tutur siswa tersebut.
Dalam postingan tersebut, Dedi Mulyadi memberikan caption, 'sengkarutnya sangat masya Allah sekali
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Timnas Futsal Indonesia Vs Australia 2025: Uji Coba Krusial Jelang SEA Games, Live di Indonesia Arena
PNM Raih Penghargaan Inovasi Keuangan Berkelanjutan di CNN Indonesia Awards 2025, Bukti Komitmen untuk UMKM dan Perempuan
Mahfud MD Sebut Jokowi Lugu di Awal Pemerintahan, Soroti Proyek Whoosh
Tanggul Baswedan Jebol: Debit Air Tinggi dan Akses Sempit Hambat Perbaikan