Rakyat disuguhkan lakon-lakon politik yang dramatis, tidak masuk akal bahkan dalam beberapa estetika politik sangat amat tidak senonoh.
Politik yang berputar-putar terus pada tarik menarik kekuasaan mau tidak mau berimbas pada pergerakan ekonomi, hukum dan sosial kemasyarakatan yang bergejolak semakin tajam pada dimensi tertentu.
Apa yang terjadi di Partai Golkar tidak layak diterima akal sehat karena semestinya dapat berjalan normal dan wajar apalagi kontestasi pilpres dan pileg telah berlangsung baik dan berhasil sebagai bagian suksesi kelanjutan pengelolaan negara bagi bangsanya sendiri. Apa yang dikhawatirkan bahkan ditakuti Jokowi?
Pertanyaan terkini adalah benarkah Jokowi ingin kursi ketum Golkar itu? Apakah caranya ala "pokrol bambu" halus seperti Kaesang Pangarep menjadi ketum PSI?
Bila benar demikian semakin jelas bayang-bayang kerusakan fundamental perpolitikan Indonesia semakin nyata meskipun korbannya saat ini adalah mundurnya Airlangga Hartanto yang terlihat sebagai mundurnya konstitusi politik Indonesia saat ini.
*(Penulis adalah pemerhati sosial politik)
Artikel Terkait
2.603 Rumah Bantuan Dibangun Tanpa APBN, Tzu Chi & Menteri Ara Berkontribusi
Bantuan Rp 10.000 Per Hari dari Mensos: Jadup 3 Bulan untuk Korban Bencana Sumatera
Lisa Mariana Minta Maaf ke Atalia via DM: Unggah Bukti & Reaksi Warganet
Pembangunan Huntara Agam Ditarget Selesai 1 Bulan, Prabowo Janjikan Hunian Tetap 70 m²