GELORA.ME - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof Muhammad Asrorun Ni'am Sholeh resmi menonaktifkan dua anggotanya diduga bekerja sama dengan Yahudi.
"Saya sudah menonaktifkan pihak yang diduga memiliki keterkaitan dengan MUI," ungkap Asrorun di sela-sela kegiatan Musyawarah Nasional ke-10 Forum Zakat di Padang, Sumatera Barat dikutip tvOnenews.com, Kamis (18/7/2024).
Ketua MUI Bidang Fatwa itu menjelaskan kedua nama anggotanya diduga menjadi bagian di organisasi yang terafiliasi Yahudi. Meski demikian, Asrorun belum bisa membeberkan secara detail terkait dua nama anggota yang telah diberhentikan dari MUI.
Ia mengatakan pemberhentian dua anggota MUI dilakukan di tengah kehebohan polemik lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) yang viral.
Ketua MUI bidang fatwa, Asrorun Niam Saleh. (Antara) Lima tokoh muda NU tersebut menyambangi Presiden Israel, Isaac Herzog pada awal Juli 2024 diduga mempunyai tujuan untuk penelitian.
Salah satu dari lima warga NU, Zainul Maarif diduga menjadi bagian pengurus LSM bernama Rahim. LSM Rahim menjadi sorotan publik lantaran terafiliasi dengan beberapa tokoh Yahudi.
Hal ini membuat Asrorun dan MUI menonaktifkan dua anggotanya diduga menjadi bagian dari kelompok LSM tersebut. Namun, Asrorun menegaskan bahwasanya kedua nama tersebut tidak ikut bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog.
Asrorun menambahkan bahwa dua orang tersebut turut bertemu dengan Kedubes Israel untuk Singapura pada 2023. "Pada tahun kemarin dia melakukan kunjungan ke Dubes Israel di Singapura," katanya.
Ia mewakili MUI kembali mengingatkan bahwa pihaknya akan menjatuhkan sanksi lebih berat jika dua orang tersebut kembali melukai masyarakat Indonesia. "Nanti akan kita rapatkan lagi dan dia sudah dinonaktifkan. MUI tegas untuk itu," tuturnya. Keterlibatan dua anggota MUi diduga berkoalisi dengan Yahudi menghebohkan masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimana pandangan bagi umat Muslim bekerja sama dengan Yahudi di tengah kesengsaraan warga Palestina? Buya Yahya memberikan pandangannya secara menohok.
Ini berdasarkan kasus yang terjadi dilakukan oleh dua anggota MUI terafiliasi Yahudi saat Israel terus menggempur Palestina. Bagi Anda merasa penasaran terkait hal ini dari penjelasan Buya Yahya, sebaiknya simak informasinya di sini.
tvOnenews.com melansir dari tayangan kanal YouTube Al-Bahjah TV, Kamis (18/7/2024), Buya Yahya menerangkan terkait sikap seorang Muslim mendukung Yahudi saat Israel genosida warga Palestina.
Buya Yahya menjelaskan tentang ini lantaran Israel telah membantai dan membunuh puluhan ribu jiwa di Jalur Gaza. Pembantaian tersebut berlangsung dari Oktober 2023 lalu dimana Israel membalas serangan Hamas yang tiba-tiba brutal ke wilayahnya.
Peperangan ini menimbulkan amarah seluruh dunia karena konflik tersebut tidak berimbang dimana Israel dianggap terus menargetkan warga sipil.
Meski masih banyak golongan yang terus membela tindakan zionis Israel di tengah pembantaian terjadi saat ini.
Buya Yahya pun mengingatkan bentuk dukungan terhadap warga Palestina bukan soal tentang berperang secara langsung. Pengasuh Ponpes Al Bahjah, Cirebon itu mengatakan jika umat Muslim tidak bisa membantu Palestina bisa menggunakan cara lain.
Menurutnya, pemboikotan terhadap berbagai produk Israel salah satu cara jitu untuk melemahkan kaum zionis sebagai bukti menunjukkan keimanan dalam membantu sesama.
Artikel Terkait
Pelatihan Transmigrasi 2025: 75 Peserta dari Sidrap & Poso Dibekali Keterampilan
Rekor Penonton Futsal Indonesia 15.000 vs Australia, Ardiansyah Nur Takjub
Kronologi Lengkap Penangkapan Pemasok Narkoba Onadio Leonardo Terungkap
Onadio Leonardo Ditangkap Polisi, Pemasok Narkoba KR Diamankan Lebih Dulu