Aksi itu terpisah dari serangan udara membabi buta Israel terhadap kamp pengungsi al-Mawasi yang membunuh 90 orang dan melukai 300 lainnya.
Dikutip dari CNN, kepala ruang gawat darurat Rumah Sakit Al-Ahli, Amjad Elewa, mengatakan 20 orang tewas dalam serangan di masjid lapangan di kamp Al Shati dan dua pria lainnya meninggal pada Minggu (14/7).
Menurut juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, pemboman itu terjadi di tengah salat Zuhur.
Dia menambahkan, semua cedera merupakan kasus serius dan memerlukan operasi amputasi.
Video usai serangan tersebut menunjukkan mayat-mayat tergeletak di atas tikar yang diletakkan untuk sembahyang. Beberapa korban tewas dan terluka terlihat kehilangan anggota tubuh.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB juga mengomentari insiden tersebut dalam laporan hariannya pada Sabtu.
“Sekitar jam 13.00, IDF dilaporkan menyerang sebuah masjid darurat di dalam Kamp Pengungsi Ash Al Shati, sebelah barat Kota Gaza. Laporan menunjukkan bahwa karena IDF menyerang tak lama setelah salat Zuhur, banyak orang masih berada di dalam atau di dekat masjid,” ungkap UN OHCHR, seperti dikutip dari CNN.
“IDF belum memberikan komentar apa pun mengenai insiden tersebut sejauh ini. Tidak ada laporan mengenai peringatan sebelumnya mengenai salah satu serangan tersebut,” tambah pernyataan itu, mengacu pada serangan Israel terhadap kamp pengungsi di Gaza selatan.
Artikel Terkait
KTT APEC 2025: Presiden Prabowo Tiba di Korea Selatan, Bahas Tema & Agenda Prioritas
Konferensi LKLB 2025: Penguatan Toleransi dan Pendidikan Multikultural di Jakarta
Banjir Jakarta Lumpuhkan Lalu Lintas, Genangan Air Capai 90 Sentimeter di Warung Buncit
Kritik Ferdinand Hutahean Soal Utang Kereta Cepat Whoosh: Beban APBN Triliunan Akibat Kebijakan Jokowi?