Sementara itu, pemboman Israel di beberapa daerah di Gaza tengah menewaskan sedikitnya 17 orang pada Selasa malam, 18 Juni 2024, menurut laporan media lokal. Ini terjadi meski tentara Israel menyatakan "jeda" sejak akhir pekan kemarin, lapor Middle East Eye.
Serangan dilaporkan manyasar rumah keluarga al-Rai di Nuseirat, di Gaza tengah, yang menewaskan sedikitnya delapan orang. Kantor berita Palestina Wafa juga melaporkan serangan Israel di Rafah, Gaza selatan, meski tentara Israel sebelumnya telah menyatakan "jeda taktis" dalam pertempuran untuk memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan yang disebut "hampir sepenuhnya berhenti" sejak awal Mei 2023.
Pengeboman hebat di Gaza tengah terjadi ketika seorang perunding senior Israel mengatakan pada AFP bahwa puluhan tawanan yang ditahan Hamas "dipastikan" masih hidup. Sang perunding, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa Israel tidak dapat mengakhiri perang sebelum memastikan pembebasan semua tawanan karena ia yakin Hamas dapat "melanggar komitmen mereka... dan menunda perundingan selama 10 tahun."
Krisis Kemanusiaan Kian Parah di Gaza
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 50 ribu anak di Gaza sangat membutuhkan pengobatan karena kekurangan gizi akut. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 15 Juni 2024, badan tersebut mengatakan, dengan terus berlanjutnya pembatasan akses kemanusiaan, masyarakat di Gaza terus menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah.
"Tim UNRWA bekerja tanpa kenal lelah menjangkau keluarga-keluarga dengan bantuan, tapi situasinya sangat buruk," kata badan tersebut, dilansir dari TRT World, Selasa, 18 Juni 2024. Hampir 37.300 warga Palestina terbunuh di Gaza oleh pasukan Israel sejak Oktober tahun lalu.
Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan hampir 85.200 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Lebih dari delapan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Bulan lalu dilaporkan bahwa persediaan bantuan makanan yang menunggu untuk masuk ke Gaza dari Mesir membusuk karena perbatasan Rafah telah ditutup sejak awal Mei 2024. Kondisi ini membuat orang-orang di wilayah kantong Palestina menghadapi krisis kelaparan yang semakin parah.
Sumber: republika
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Onadio Leonardo Ditangkap Polisi: Ganja & Ekstasi Ditemukan di Apartemen
Oknum Polisi Aniaya Warga Disabilitas Tunarungu Hingga Tewas di Ende, Ini Kronologinya
Mayjen Bangun Nawoko Resmi Jabat Pangdam Hasanuddin, Gantikan Mayjen Windiyatno
Prabowo di KTT APEC 2025: Pencucian Uang & Perdagangan Orang Ancam Ekonomi Global