Mendagri Sebut Jokowi Bapak Pengendali Inflasi, Tito Karnavian: Tapi yang Kerja Pak Menteri Pertanian

- Sabtu, 08 Juni 2024 | 21:00 WIB
Mendagri Sebut Jokowi Bapak Pengendali Inflasi, Tito Karnavian: Tapi yang Kerja Pak Menteri Pertanian



GELORA.ME  - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah orang yang tepat untuk dijuluki sebagai Bapak Pengendali Inflasi.


Hal itu disampaikan Tito Karnavian di sela Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam dan Penandatanganan Nota Kesepahaman bersama Menteri Pertanian di Jakarta, Jumat (7/6) malam.



Tito menanggapi pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang menyebutnya sebagai Bapak Pengendali Inflasi.


Namun, Tito mengelak dan mengatakan bahwa gelar itu harusnya disematkan ke Jokowi.




"Kalau Puang (sebutan gelar bangsawan Bugis) menyampaikan saya Bapak Inflasi, sebetulnya Bapak Inflasi adalah Bapak Jokowi," ujar Tito, dikutip Sabtu (8/6).


"Karena saya dapat perintah dari beliau itu bulan September 2022, ketika angkanya 6 persen,” kata Tito .


Mengaku hanya menjalankan instruksi Jokowi selaku kepala negara untuk menekan inflasi dari 6 persen per September 2022, kini menjadi 2,84 persen per Mei 2024.


“Dan kita memang pemerintah pusat menargetkan kendali inflasi pada angka 2,5 persen plus minus 1 persen, artinya maksimal 3,5 persen dan paling rendah 1,5 persen,” katanya.


Dia mengatakan, Indonesia tidak akan bisa mencapai inflasi 0 persen, karena Indonesia sebagai negara produksi, bukan seperti Singapura yang merupakan negara konsumsi yang tidak memiliki sawah dan petani.


Dia menjelaskan bagaimana inflasi Indonesia bisa ditekan hingga 2,84 persen. Awalnya pada September 2022, ketika inflasi 6 persen, Tito mengaku dipanggil oleh Presiden Jokowi.


Ketika dipanggil Kepala Negara, Tito menjelaskan bahwa langkah yang harus dilakukan adalah daerah harus dikendalikan dan tidak boleh diam saja.


Karena ilmunya menangani inflasi itu, lanjut Tito, menurut Harvard cuma satu instrumen dan berlaku di seluruh dunia, yaitu pengendalian bunga bank.


“Ketika kemudian terjadi inflasi tinggi maka suku bunga dinaikkan, begitu suku bunga dinaikkan maka produksi akan turun, demand (permintaan) juga akan turun, otomatis inflasi akan turun."


"Tapi ketika inflasi terlalu rendah, maka bunga juga akan direndahkan supaya demand akan naik. Ilmunya itu,” papar Tito.


Namun, Tito mengaku bahwa penjelasan itu tidak disetujui oleh Presiden saat itu. Bahkan Kepala Negara langsung menginstruksikan kepada Mendagri agar menangani inflasi seperti mengatasi wabah pandemi COVID-19.

Halaman:

Komentar