Dari situ, Soeharto lah yang menggantikan Soekarno sebagai presiden dan sekaligus menandai awal dimulainya era orde baru.
Namun, tentu saja Soekarno merasa tak terima saat posisinya sebagai presiden yang sudah berlangsung selama 22 tahun tersebut harus digantikan begitu saja.
Salah satu polwan yang sekaligus menjabat sebagai ajudan presiden kala itu mengungkapkan kejengkelan Soekarno saat harus menandatangani surat terima pergantian kekuasaan.
Ialah Ni Luh Putu Sugianitri, polwan sekaligus ajudan setia Soekarno yang kebetulan menemani sang proklamator sesaat setelah diberhentikan menjadi Presiden.
Kala itu, Sugianitri menjadi satu-satunya orang yang menemani Soekarno di Istana Negara sesaat setelah surat pemberhentian presiden diterima oleh sang proklamator.
“Saya menemani beliau (Soekarno) di Istana Negara, setelah bulan Oktober enam puluh lima “ terang Sugianitri seperti dikutip Hops.ID dari kanal YouTube PDI Perjuangan pada 22 Mei 2024.
Dikatakan oleh Sugianitri jika Soekarno kala itu merasa sakit hati setelah jabatannya sebagai presiden dinonaktifkan dan kegiatannya dibatasi saat di Istana Negara.
“Betapa sakit hati beliau, dinonaktifkan tidak bisa menerima tamu, tidak bisa berbicara kepada siapa-siapa. Teman beliau setiap hari, hanyalah saya “ terangnya.
Kala itu, Sugianitri ditanyai oleh Soekarno soal kesiapannya untuk bertugas menjadi ajudan di tempat lain, bersama presiden baru.
Namun, Sugianitri yang memang setia kepada Soekarno pun menjawab jika harus memikirkan dulu perihal tugas barunya tersebut.
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak! Mr J PSI Tumbang di Tangan Anak Buah Prabowo
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Tujuan dan Langkah yang Akan Dilakukan
Prabowo Izinkan Jokowi Diadili? Ini Kata Pengamat Soal Sinyal Purbaya