Skema kemitraan dengan perusahaan, seperti Taipei Economic and Trade Office (TETO) asal Taiwan, memberikan insight lebih jauh tentang kompleksitas masalah.
"Tapi ini belum menanam, masih kontrak dengan status sewa-menyewa," kata Delima.
Baca Juga: Persiraja Satu Langkah Menuju Semi Final, Achmad Zulkifli: Kami akan Buktikan
Dia menyebutkan PT Champ yang mengelola sekitar 5 hektare lahan Food Estate dan kerjasama dengan PT Indofood di lahan kentang, tetapi banyak perusahaan lain yang tidak bertahan dengan kondisi sulit di sana.
Yang lebih mengkhawatirkan, sistem kemitraan ini tidak memberikan keuntungan ekonomis bagi petani.
Warga mengeluhkan tentang kurangnya transparansi dalam kontrak, dengan perusahaan-perusahaan sering kali tidak memberikan informasi yang akurat tentang hasil panen.
Baca Juga: Peresmian Jembatan Sahbirin Noor: Gubernur Kalsel Mengguncang Ekonomi, Masyarakat Bersorak Bahagia!
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Gadis Thailand Rela Hujan-Hujanan Demi Pratama Arhan, Bukti Popularitasnya Melejit
Surplus Dagang Indonesia Tembus USD4,34 Miliar di September 2025, Terus Surplus 65 Bulan!
Mertua dan Menantu Tewas Ditikam Tetangga di Gowa, Ini Kronologi Lengkapnya
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28%, Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Utama