Kisah Selamatnya 2 Jendral dalam Peristiwa G30S PKI, Salah Satunya Sembunyi di Tong Air

- Sabtu, 30 September 2023 | 17:01 WIB
Kisah Selamatnya 2 Jendral dalam Peristiwa G30S PKI, Salah Satunya Sembunyi di Tong Air

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo


Dua jenderal yang selamat adalah Jenderal AH Nasution dan Jenderal Sukendro, berikut kisah selamatnya mereka dari peristiwa penculikan maut tersebut:


Saat malam 30 September 1965, pasukan Cakrabirawa tiba-tiba datang dan menyergap rumah Jenderal A.H. Nasution, meskipun awalnya hampir tertangkap namun akhirnya beliau bisa selamat kabur dari rumahnya dengan memanjat tembok dan bantuan dari istri serta ajudananya.


Sebagai istri, Johanna Suniarti membantu menahan pintu kamar dan menyuruh sang suami pergi guna menyelamatkan diri, selain itu ada ajudannya, Pierre Tendean yang menghadapi Cakrabirawa dan mengaku jika dirinya adalah Jenderal AH Nasution orang yang mereka cari.


Setelah memanjat tembok samping rumahnya, AH Nasution bersembunyi di belakang tong air rumah duta besar Irak tetangga samping rumahnya tersebut.


Setelah keadaan kembali aman, beliau mengingat mengapa pasukan khusus pengaman Presiden (Cakrabirawa) ingin mencoba membunuhnya.


Selain Pierre Tendean yang menjadi korban penculikan maut di lubang buaya, AH Nasution juga harus kehilangan putri kesayanggannya Ade Irma Nasution yang menjadi korban karena tertembak oleh pasukan Cakrabirawa.


Selanjutnya, ada Jenderal Ahmad Sukendro yang ikut selamat meskipun namanya tercantum dalam daftar penculikan.


Jenderal Ahmad Sukedro adalah orang kepercayaan AH Nasution yang dikenal sebagai anti komunis dan dekat dengan pejabat ataupun badan Intelijen Amerika Serikat (CIA).


Jenderal Sukedro selamat dari peristiwa G30 SPKI lantaran beliau sedang mengemban tugas negara dan berangkat ke China guna menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia untuk peringatan Kelahiran Republik China pada 1 Oktober 1965 silam.


Saat beiau mendengar kabar kelam tersebut, Sukendro bergegas kembali pulang ke tanah air.**


Sumber: korangala

Halaman:

Komentar