Gurita Bisnis Tomy Winata, Sosok di Balik PT MEG Investor di Kawasan Pulau Rempang Batam

- Sabtu, 09 September 2023 | 16:30 WIB
Gurita Bisnis Tomy Winata, Sosok di Balik PT MEG Investor di Kawasan Pulau Rempang Batam

Mengutip Tribunnews.com, Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer, dua diantaranya adalah Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernard Silalahi dan Jenderal Edy Sudrajat.


Tomy Winata juga akrab dengan beberapa jenderal lain.


Pada 1988, Tomy Winata bersama Yayasan Kartika Eka Paksi (Angkatan Darat) menyelamatkan sebuah Bank Propelat.


Bank yang semula dimiliki Yayasan Siliwangi ini hanya memiliki aset sebesar Rp 8 miliar.


Namun setelah diambil alih dan diubah namanya menjadi Bank Artha Graha, hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun bank itu sehat kembali.


Saat masa krisis 1998, Tomy Winata juga menyelamatkan Arta Pusara yang kemudian diganti namanya menjadi Artha Pratama.


Pada 1989, Tomy Winata kemudian mendirikan PT Danayasa Arthatama.


Tomy kemudian ikut serta dalam proyek raksasa senilai US$ 3,25 miliar di kawasan bisnis Sudirman Central Business Distric (SCBD) yang memiliki luas 45 hektar di jantung DKI Jakarta.


Tomy Winata juga telah mengambil alih Bank Inter-Pacific pada 2003.


Pada 2005, Bank Inter-Pacific melalui Pasar Modal kemudian mengambil alih kepemilikan Bank Artha Graha melalui Pasar Modal.


Namanya kemudian menjadi Bank Artha Graha Internasional.


Tidak hanya itu, Tomy Winata juga memiliki saham di Hotel Borobudur melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development. 


Hal tersebut dapat dilihat dari perannya dalam membangun Bukit Golf Mediterania, Kelapa Gading Square, The City Resorts, Mangga Dua Square, Pacific Place, Discovery Mall Bali, Borobudur Hotel, The Capital Residence, Apartemen Kusuma Candra, Ancol Mansion, The Mansion at Kemang, Mall Artha Gading, dan Senayan Golf Residence.


Selain itu, sejumlah kapal pesiar yang dimili Tomy Winata dan usaha pariwisata yang dikelolanya di Pulau Perantara dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu turut mengokohkan dirinya sebagai konglomerat sukses.


Tidak hanya itu, lewat PT Sumber Alam Sutera, anak perusahaan Grup Artha Graha, Tomy Winata pun menggarap bisnis benih padi hibrida dengan menggandeng perusahaan Tiongkok, Guo Hao Seed Industry Co Ltd. sebagai mitra dan menjalin kerjasama dengan Badan Penelitian Padi Departemen Pertanian.


Pusat Studi Padi Hibrida (Hybrid Rice Research Center) pun dibangun dengan dana investasi sebesar US$ 5 juta. 


Tomy Winata juga memiliki yayasan sosial yang bernama Artha Graha Peduli. 


Dituduh sebagai Mafia


Dalam dunia politik Indonesia, Tomy Winata selalu dikaitkan dengan pengusaha yang dekat dengan para politisi.


Ia pernah buka suara soal tuduhan yang menyebutnya sebagai mafia.


Ada stigma dari nama Tomy Winata.


Padahal melalui Artha Graha Peduli, Tomy Winata mengaku sangat rutin menyumbang dan membantu masyarakat.


Mulai dari bencana alam hingga gelaran pasar murah jelang hari-hari raya.


"Bencana alam, lebaran pun ada pasar murah sembako murah yang merangsang Pak Tomy selalu berbuat begitu," kata Karni Ilyas ke Tomy Winata dikutip TribunnewsBogor.com dari akun YouTube Karni Ilyas Club.


Tomy Winata menerangkan moto yang ia kedepankan ialah kepedulian.


"motonya adalah kepedulian jadi kita berbagi dan peduli, jadi dengan satu wadah kelompok Artha Graha Grup kita sama-sama selalu bekerjasama selalu melaksanakan CSR. dan dimana masyarakat memerlukan kami berpatner dengan pemerintah dari tingkat kecamatan kami berperan serta, kami punya relawan AGP yang selalu full time menangani program CSSR itu sebagai bagian komponen modal kerja kita bukan cosh," terang Tomy Winata.


Dengan begitu kata Tomy Winata, keterlebitannya dalam membantu masyarakat menjadi sebuah kewajiban bagi dirinya.


"jadi dengan begitu keterlibatan kami dalam program kerja untuk bantu masyarakat sudah menjadi bagian dari kepedulian, menurut saya mewajibkan berperan aktif termasuk saat lebaran, puasa natal, imlek,murni hanya untuk kami aktif maju membantu masyarakat," kata Tomy Winata.


Meski begitu, kata Karni Ilyas, hingga kini banyak masyarakat memiliki persepsi berbeda soal Tomy Winata.


Tomy Winata masih lekat dikaitkan dengan mafia.


"kalau lihat cerita Artha Graha Peduli dan ketika bencana terjadi dan yang sayaa saksikan sendiri,

kok agak terbalik dengan persepsi banyak orang terhadap Pak Tomy bawha Pak Tomy dituduh macam macam, mafia ini lah, mafia ini, bahkan mafia narkoba, ini gimana pak Tomy ngehadepinnya," tanya Karni Ilyas ke Tomy Winata.


Tomy Winata mengaku justru menikmati tuduhan tersebut.


Tomy Winata menganggap bila diisukan berarti ia masih diingatkan.


Pun bila dijelek-jelekan Tomy Winata mengatakn itu berarti dirinya diperhitungkan.


"ya saya hanya apapun yang orang tuduhknan saya hanya menikmati kita diperhitungkan, saking diperhitungkannya, maka segala macam hal yang bisa ditempelin ke kita tempelin aja pak, dan saya pikir itu semua harus saya hadapi dengan tegar karena saya selalu menikmati kalau masih diisukan berarti masih diingat, kalau dijelkin berarti diperhitungkan, " lata Tomy Winata.


"coba bayangin, kalau TW tidak pernah dijelekin mungkin saya hari ini gak sematang ini, kalau tw gak pernah digebukin mungkin juga gak sematang ini, dan kalau orang tidak melihat cerita saya kontroversial mungkin bang karni pun tidak ketemu saya sekarang," kata Tomy Winata ke Karni Ilyas. 


Sumber: tribunnews

Halaman:

Komentar