Sekalipun porsi investasi dalam PDB turun, Faisal menilai angka ini masih tergolong relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Tetapi, dia menilai pertumbuhan ekonomi RI sejatinya bisa lebih tinggi dengan porsi investasi dalam PDB yang sudah turun di sekitar 28 persen. Asalkan pemerintah berhasil menekan ICOR (incremental capital output ratio) yang melonjak tajam selama pemerintahan Jokowi.
Bila dibandingkan dengan negara-negara Asia, menurut Faisal Basri, terlihat kualitas investasi Indonesia lemah dalam menggerakkan industrialisasi. Kandungan teknologi dalam pembentukan modal juga dinilai relatif rendah sehingga tidak terjadi peningkatan produktivitas secara berarti.
ICOR yang tinggi, kata Faisal, mencerminkan investasi tidak efisien. Hal itu akibat praktik mark-up dan korupsi, penunjukan langsung dalam pembangunan proyek-proyek pemerintah, perencanaan yang lemah, serta buruknya manajemen proyek.
Indikasi korupsi semakin marak terlihat dari indeks persepsi korupsi (IPK) yang memburuk. Skor IPK pada 2022 turun tajam dari 38 pada 2021 menjadi 34 pada 2022, sehingga mundur kembali ke pencapaian delapan tahun sebelumnya, yaitu pada 2014.
"Ternyata, kualitas investasi pun buruk," ucap Faisal Basri. Sekitar tiga perempat pembentukan modal berwujud bangunan, sedangkan dalam bentuk mesin dan peralatan hanya sekitar 10 persen saja selama lima tahun terakhir. Dia menegaskan bangunan semata tidak menghasilkan output fisik tanpa kehadiran mesin dan peralatan, tidak pula mendorong ekspor barang.
Sumber: tempo
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya
Kota Wisata Ecovia Cibubur: Hunian Hijau Harga 1,8 M oleh Sinar Mas Land