GELORA.ME - Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto di Indonesia terus melambat. Kondisi ini terjadi meski pemerintah telah menempuh berbagai cara untuk menggenjot masuknya investasi ke Tanah Air, termasuk menerbitkan Undang-undang Cipta Kerja.
"Padahal hampir segala telah ditempung. Telah hadir pula Omnibus Law (UU Cipta Kerja), undang-undang sapu jagat yang bertujuan untuk mengenyahkan segala hambatan investasi," ujar Faisal melalui situs resminya, faisalbasri.com, pada Sabtu, 19 April 2023.
Pemerintah juga telah menggelontorkan sejumlah insentif dan fasilitas istimewa untuk menarik investasi. Bahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga menyempatkan datang ke kantor pengusaha kelas kakap dunia. Namun bukannya meroket, Faisal membeberkan pertumbuhan investasi justru semakin melambat.
Pada semester pertama tahun ini, pertumbuhan investasi hanya tumbuh 3,3 persen. Faisal menyebutkan angka gross fixed capital formation terus menurun, terutama sejak 2020. Pada 2020 investasi tumbuh -4,96 persen, lalu pada 2021 sebesar 3,80, kemudian pada 2022 naik sedikit menjadi 3,87, dan turun kembali tahun ini menjadi 3,34.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir juga mengalami perlambatan. Angkanya tak beranjak dari kisaran 5 persen. Pertumbuhan ekonomi ini jauh dari target 7 persen pada pemerintahan Jokowi periode pertama dan 6 persen pada periode kedua.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya
Kota Wisata Ecovia Cibubur: Hunian Hijau Harga 1,8 M oleh Sinar Mas Land