Pasca Aksi Bakar Al Quran, Denmark dan Swedia Merasa Terancam hingga Perketat Perbatasan

- Sabtu, 05 Agustus 2023 | 14:30 WIB
Pasca Aksi Bakar Al Quran,  Denmark dan Swedia Merasa Terancam hingga Perketat Perbatasan


“Saya pikir ini adalah situasi serius di mana kepentingan nasional Swedia terancam,” kata Kristersson, menambahkan bahwa dia tetap berhubungan dekat dengan rekannya dari Denmark Mette Frederiksen tentang bagaimana “membela nilai-nilai Denmark dan Swedia.”


“Segala sesuatu yang legal tidak sesuai. Itu bisa halal tapi tetap mengerikan,” kata Kristersson mengacu pada undang-undang di Swedia, yang tidak memiliki undang-undang khusus yang melarang pembakaran atau penodaan Alquran atau teks agama lainnya.


Dinas Keamanan Swedia mengatakan dalam penilaiannya bahwa pembakaran dan penodaan buku-buku agama, dan kampanye disinformasi yang sedang berlangsung di media sosial dan di tempat lain, telah berdampak negatif terhadap profil Swedia.


Badan itu mengatakan reputasi negara itu saat ini dapat memicu ancaman terhadap Swedia “dari individu-individu dalam lingkungan Islamis yang keras.”


Oleh karena itu, “sangat penting” untuk menghentikan orang yang dianggap sebagai potensi ancaman memasuki Swedia, kata Kristersson.


Amandemen undang-undang yang diputuskan sebelumnya memberi polisi Swedia kekuatan yang lebih besar untuk melakukan pemeriksaan identitas dan pemeriksaan kendaraan dan tubuh di titik-titik perbatasan, kata Menteri Kehakiman Gunnar Strömmer, yang tampil bersama Kristersson di konferensi pers.


Pada Senin, Organisasi Kerjasama Islam mengadakan pertemuan darurat online para menteri luar negerinya untuk membahas insiden baru-baru ini di mana kitab suci Islam dibakar atau dirusak pada protes di Swedia dan Denmark.


Kelompok organisasi yang berbasis di Arab Saudi itu mendesak 57 negara anggotanya untuk menurunkan hubungan dengan negara-negara yang mengizinkan pembakaran Alquran, termasuk penarikan duta besar.


Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok militan Syiah Lebanon Hizbullah, kemudian mengkritik pernyataan OKI, menyebutnya lemah, karena membuka pintu bagi setiap negara untuk mengambil tindakan atau tidak. Dia mengatakan kepada “pemuda Muslim” bahwa “tidak ada gunanya lagi menunggu siapa pun,” dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan sendiri.


Dia tidak merinci bagaimana mereka harus mengambil tindakan. Nasrallah telah mengatakan kepada para pengikutnya pada Sabtu, dalam pidatonya yang lain, bahwa jika pemerintah negara-negara mayoritas Muslim tidak bertindak melawan negara-negara yang mengizinkan penodaan Alquran, umat Islam harus “menghukum” mereka yang memfasilitasi penyerangan terhadap kitab suci Islam. 


Sumber: republika

Halaman:

Komentar