Menurut pihaknya, festival Pride Parade selama dua tahun terakhir telah digelar setertutup mungkin untuk menghindari risiko protes atau kekerasan serupa.
Mereka pun menuding pemerintah Georgia dengan sengaja telah bekerja sama dan bersekongkol dengan kelompok konservatif pro-Rusia di negara itu, Alt Info.
Pada gilirannya, Wakil Menteri Dalam Negeri Georgia Alexander Darakhvelidze mengaku telah mengetahui adanya kekacauan tersebut dan mengkonfirmasi tidak ada korban luka yang diakibatkan.
"Para demonstran berhasil menemukan cara untuk memasuki area acara, tetapi kami berhasil mengevakuasi para peserta dan penyelenggara Pride," kata Darakhvelidze.
"Tidak ada yang terluka dalam insiden ini dan polisi sekarang mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi," sambung dia.
Sebenarnya, Georgia telah mengesahkan undang-undang yang menentang diskriminasi dan kejahatan bermotif kebencian. Namun, komunitas LGBT di negara itu mengaku perlindungan yang memadai dari aparat penegak hukum masih belum cukup.
Selain itu, ideologi homofobia juga masih dimiliki oleh masyarakat luas di negara yang secara sosial menganut nilai konservatif ini.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Ungkap Oknum TNI-Polri Terlibat Penyelundupan Timah Bangka
Kritik Pedas Pernyataan Prabowo Soal Bencana: Nyawa Rakyat Bukan Cuma Statistik
Prabowo Ungkap Nama Pejabat TNI-Polri Dalang Ilegal Logging Penyebab Banjir Bandang Sumatra
Mardiansyah Semar Sebut Kasus Ijazah Jokowi Orkestrasi Politik Pasca Pilpres 2024