GELORA.ME - Publik tengah dihebohkan atas polemik Stadion JIS dinilai tak sesuai standar FIFA oleh PSSI dan Menteri PUPR, di mana hal itu memicu pro kontra di masyarakat dan sejumlah tokoh.
Jakarta International Stadium (JIS) menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini karena dinilai tidak sesuai dengan standar FIFA.
Salah satu faktor yang disebut-sebut belum memenuhi standar FIFA adalah kondisi rumput stadion sehingga menjadi alasan untuk direnovasi, yang jadi polemik di masyarakat adalah justru yang menyatakan hal tersebut adalah Menteri PUPR, bukan dari FIFA langsung. Di mana hal itu langsung memicu kecaman dari netizen.
Namun dalam kesempatan di forum Indonesia Lawyers Club, Qamal Muttaqin sosok yang sempat mengkritik kondisi rumput Jakarta International Stadium (JIS), justru pada forum dirinya mengaku tak mengerti soal sistem rumput hybrid yang digunakan Stadion JIS.
Hal itu diungkapkan Qamal Muttaqin saat menjadi salah satu narasumber yang dipimpin oleh acara Karni Ilyas di ILC.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyatakan stadion JIS tidak sesuai standar FIFA,
"Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yg memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang," ujar Basuki.
Di mana Qamal mengakui dirinya yang memberitahu Menteri PUPR bahwa rumput JIS dalam kondisi yang tidak baik, lalu berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari Qamal, Basuki lantas mengatakan bahwa rumput di JIS tidak masuk standar FIFA.
Selain itu, lahan parkir yang terbatas membuat JIS dinilai belum siap menggelar pertandingan sekelas Piala Dunia.
Dalam forum ILC, Qamal Muttaqin selaku Chairman Karya Rama Prima (KaerOe), yang sebagai Ahli Agronomi Rumput mengakui dirinya tidak mengerti teknologi rumput hybrid yang digunakan di stadion JIS.
Qamal Muttaqin yang juga ikut bersama Erick Thohir dan Basuki Hadimuljono melakukan pengecekan rumput di Stadion JIS ini menjelaskan bahwa perusahaannya Karya Rama Prima telah berpengalaman bekerja sama dengan FIFA.
"Berdasarkan pengalaman kami bekerja sama dengan FIFA, jadi pada saat u-20 FIFA datang bulan Juni 2022 itu memberikan kriteria dan bahkan FIFA panik melihat kondisi lapangan bola di Indonesia, jadi bukan JIS ya," ujarnya yang dilansir dari Youtube Indonesia Lawyers Club.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Onadio Leonardo Ditangkap Polisi: Ganja & Ekstasi Disita, Ini Fakta Lengkapnya
Senat AS Tolak Kebijakan Tarif Trump, Dukungan Lintas Partai Terbentuk
3 Oknum Polisi Penabrak Pejalan Kaki di Medan Ditahan di Patsus, Ini Kronologinya
Wakil Bupati Pidie Jaya Diduga Aniaya Kepala SPPG: Kronologi Lengkap & Respons BGN