GELORA.ME - Pada 2022, sebagian wilayah di Negara Bagian Utah yang merupakan basis Kristen konservatif di Amerika Serikat (AS) menerapkan larangan buku berisi "material sensitif" di sekolah-sekolah.
Larangan itu jadi senjata makan tuan karena ternyata Alkitab yang merupakan kitab suci umat Kristiani, juga dinilai mengandung material serupa.
Sejumlah orang tua yang menentang undang-undang tersebut mencoba melaporkan Injil sebagai buku yang tak pantas buat anak-anak pada Desember 2022 lalu. Proposal itu akhirnya dikabulkan di Distrik Sekolah Davis di Salt Lake City yang melingkupi 72 ribu siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Salt Lake City Tribune melansir, frustasi sebab buku-buku mulai dihapus dari perpustakaan sekolah, sekelompok orang tua anonim di Utah menyatakan ada satu yang belum ditantang. Mereka kemudian mengirimkan permintaan ke distrik sekolah mereka di Davis County untuk meninjau Alkitab untuk konten yang tidak pantas.
“Inses, onanisme, bestialitas, pelacuran, mutilasi alat kelamin, fellatio, dildo, pemerkosaan, dan bahkan pembunuhan bayi,” tulis orang tua tersebut dalam permintaan mereka, mencantumkan topik yang mereka temukan terkait dalam teks agama itu.
“Anda pasti akan menemukan bahwa Alkitab, di bawah Utah Code Ann. § 76-10-1227, 'tidak memiliki nilai serius untuk anak di bawah umur' karena itu pornografi menurut definisi baru kami.”
Kode yang dikutip adalah undang-undang Utah yang disahkan pada 2022 untuk melarang buku apa pun yang berisi konten "pornografi atau tidak senonoh" dari sekolah-sekolah di Utah, baik di perpustakaan maupun di ruang kelas. Regulasi itu dikeluarkan menyusul protes dari kelompok orang tua konservatif terkait materi yang mereka temukan di buku-buku sekolah di Utah.
Juru bicara distrik Christopher Williams menegaskan bahwa permintaan dilarangnya Injil di sekolah-sekolah adalah absah. “Kami tidak membedakan antara satu permintaan dan permintaan lainnya. Kami melihatnya sebagai pekerjaan yang kami lakukan,” kata dia.
Dia mengatakan, setelah diajukan, tantangan terhadap Alkitab telah diberikan kepada sebuah komite untuk ditinjau. Prosesnya kemudian memakan waktu 60 hari, dan akhirnya disetujui.
Menurut salinan permintaan, orang tua mengajukan tantangan mereka pada 11 Desember. Distrik menghapus nama, alamat, dan informasi kontak orang tua, dengan alasan privasi. Orang tua juga melampirkan permintaan mereka beserta daftar delapan halaman dari bagian-bagian Alkitab yang menurut mereka menyinggung dan layak untuk ditinjau.
Artikel Terkait
Menkeu Sri Mulyani Tegaskan Sikap: Saya Tidak Takut Siapapun!
Roy Suryo Ziarah ke Makam Orang Tua Jokowi, Ternyata Ini Alasannya!
Setahun Prabowo Memimpin: Momen Tepat Berantas Geng Solo yang Meresahkan!
Prabowo Tak Sekadar Populer, Ini Faktanya Beda dengan Jokowi