“Apakah ini strategi Jokowi yang diketahui Megawati untuk memecah perhatian lawan politiknya tapi tampaknya ini bisa jadi kontra produktif dengan adanya koalisi bersama. Adanya counter attack dari kenetralan kelembagaan kepresidenan. Harusnya dia bisa menahan diri," kaa dia.
Sedangkan menurut pakar pakar politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan yang perlu digarisbawahi saat ini adalah gimik atau dinamika politik yang selalu berkembang. Hal tersebut pasti memunculkan pro dan kontra.
“Yang pasti Jokowi efek itu selalu jadi faktor determinan meraih suara apalagi saat ini dia masih punya relawan. Artinya ini yang jadi poin penting efek Jokowi bisa berpengaruh besar pada elektoral suatu calon,” ucapnya.
Terkait dengan ketegangan yang bisa terjadi antara tiga poros sangat tergantung oleh para elit partai politik. Publik sebetulnya bisa menyaksikan para elit parpol yang saat ini masih saling berkomunikasi.
Sedangkan dengan sikap para pendukung Jokowi dan Prabowo yang saling saling melempar pandangan untuk merebut Jokowi efek dan bisa menimbulkan ketegangan, hal itu tidak mungkin terjadi. Sebab Jokowi selalu mengikuti arah partai politiknya.
“Kembali lagi kepada para elit karena di tingkat atas sebenarnya para elit saling komunikasi. Semua tergantung pada sikap elitnya," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news GELORA.ME
Sumber: medcom.id
Artikel Terkait
Setahun Prabowo Memimpin: Momen Tepat Berantas Geng Solo yang Meresahkan!
Prabowo Tak Sekadar Populer, Ini Faktanya Beda dengan Jokowi
DPR Sindir Kebijakan Babe Haikal: Ancaman Ilegalkan Produk Non-Halal Dinilai Ngawur!
Hanya 0,5%! Cadangan Air Siap Pakai di IKN Minim, BRIN Pertanyakan Kesiapan Pindah Ibu Kota