Selamat Ginting Sebut Erick Thohir Disingkirkan Paksa: Sinyal Prabowo Bersih-bersih Loyalis Jokowi

- Kamis, 18 September 2025 | 22:45 WIB
Selamat Ginting Sebut Erick Thohir Disingkirkan Paksa: Sinyal Prabowo Bersih-bersih Loyalis Jokowi


GELORA.ME -
Pergeseran posisi Erick Thohir dari jabatan Menteri BUMN dinilai bukan sekadar rotasi biasa.

Pengamat militer dan politik, Selamat Ginting, menganalisis langkah tersebut sebagai "penyingkiran secara paksa". Ini menjadi sinyal kuat Presiden Prabowo Subianto mulai membersihkan kabinetnya dari para loyalis Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Ginting, cara pemindahan Erick yang terkesan mendadak dan tanpa pengumuman resmi sebelumnya. Ini menunjukkan adanya sebuah agenda politik yang lebih besar.

Ia menegaskan Kementerian BUMN adalah pos yang sangat strategis dan berada di lingkar inti kekuasaan. Sebab mengelola aset dan sumber daya finansial negara yang masif.

“Jika Erick ini dipindahkan secara paksa, menurut saya secara paksa ini, karena kan enggak ada pengumuman tiba-tiba blang gitu ya. Ini bisa dibaca sebagai penyingkiran orang Jokowi atau loyalis Jokowi dari lingkar inti pemerintahan Prabowo. Lingkar inti lho, BUMN itu lingkar inti yang pegang duit,” papar Selamat Ginting dalam sebuah video yang ada di kanal YouTube Total Politik, terlihat Kamis 18 September 2025 .

Ginting berpendapat, langkah ini menunjukkan upaya Prabowo untuk menegaskan independensinya dan membangun pusat kekuasaannya sendiri, terlepas dari dukungan yang ia terima dari Jokowi pada masa pemilu.

Dengan menggeser figur sekuat Erick Thohir, yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi, Prabowo mengirim pesan bahwa ia adalah satu-satunya pemegang kendali dalam pemerintahannya.

Analisis ini menguatkan dugaan bahwa Prabowo sedang melakukan konsolidasi kekuasaan secara senyap namun efektif.

Ia tidak ingin ada "matahari kembar" dalam pemerintahannya. Penyingkiran para loyalis Jokowi dari pos-pos "basah" dan strategis adalah cara untuk memastikan bahwa seluruh mesin pemerintahan bergerak sesuai dengan komando dan visinya, bukan lagi di bawah bayang-bayang presiden sebelumnya.

Fenomena ini diperkirakan akan terus berlanjut dan menyasar pejabat-pejabat lain yang dianggap sebagai "orangnya Jokowi". ***

Sumber: konteks

Komentar