Spekulatif: justru karena ada keraguan publik, klarifikasi ini muncul. Kalau betul “tidak ada keraguan”, maka proposisi ini seharusnya tidak pernah perlu diucapkan.
3. “Proses akademik yang ditempuh Presiden Jokowi sesuai dengan aturan universitas.”
Spekulatif: aturan bisa diikuti, bisa juga dilonggarkan.
Kasmudjo, dosen yang disebut pembimbing, justru menyangkal pernah membimbing skripsi.
4. “Semua data akademik Presiden Jokowi tersimpan rapi di arsip UGM.”
Spekulatif: klaim arsip rapi bisa benar, bisa salah (apalagi bila yang ditunjukkan hanya salinan).
5. “Seluruh dosen yang mengajar pada masa itu dapat mengonfirmasi keabsahan studinya.”
Spekulatif: cukup satu dosen menyangkal (Kasmudjo), klaim universal ini gugur.
6. “UGM selalu menjaga integritas akademik tanpa kompromi.”
Spekulatif: ideal, tapi dalam praktik semua universitas bisa saja pernah berkompromi.
7. “Publik tidak perlu lagi mendebatkan isu ijazah karena semuanya sudah jelas.”
Spekulatif: kalau memang jelas, publik tidak akan berdebat. Fakta adanya perdebatan justru membantah proposisi ini.
8. “Tidak ada satu pun bukti sahih yang menunjukkan ijazah itu palsu.”
Spekulatif: ini fallacy argumentum ad ignorantiam (tidak ada bukti ≠ bukti ketiadaan).
9. “Sebagai universitas, kami menjamin 100% bahwa ijazah Presiden Jokowi valid.”
Spekulatif: dalam logika, tidak ada klaim empiris yang bisa 100% benar. Hanya aksioma matematika yang absolut.
10. “Dengan ini, UGM menutup semua perdebatan terkait ijazah Presiden.”
Spekulatif: debat bukan bisa ditutup dengan deklarasi, tapi berhenti sendiri bila semua premis sudah aksiomatik.
Bagi publik umum, pidato Bu Rektor terdengar serius. Tetapi bagi yang belajar logika, jelas bahwa semua proposisi itu bukan aksiomatik, melainkan spekulatif.
Maka mahasiswa logika berbisik pada temannya sambil tertawa:
“Yang dipaparkan Bu Rektor itu bukan kuliah umum, tapi stand-up comedy logika.
Serius tapi lucu.
Premis-premisnya spekulatif semua. Tidak ada yang aksiomatik. Dan dosen kuncinya, Kasmudjo, justru memperkuat bahwa proposisinya salah.
Inilah bukti bahwa ngomong tanpa logika bisa lebih lucu daripada lawakan di televisi. Apalagi yang melucu rektor UGM. Jadi super lucu.” ***
Artikel Terkait
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres Tak Lulus SMP Ancam Masa Depan Indonesia!
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!
Mengapa Disertasi Dekan Fisipol UGM Tak Satu Pun Sebut Jokowi sebagai Alumni? Ini Fakta di Baliknya
Prabowo Kesal Terus Digelendotin Jokowi, Benarkah Hubungan Mereka Retak?