Cerita SBY Jarang Bikin Unggahan Medsos: Enggak Bagus, Presiden Kita Hanya Satu, Sindir Jokowi?

- Minggu, 22 Juni 2025 | 14:40 WIB
Cerita SBY Jarang Bikin Unggahan Medsos: Enggak Bagus, Presiden Kita Hanya Satu, Sindir Jokowi?




GELORA.ME - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku jarang membuat unggahan di media sosial (medsos) platform X karena tidak ingin terlalu banyak bicara.


Hal ini diungkapkannya ketika sedang membahas soal kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam siaran YouTube Gita Wirjawan yang diunggah pada Kamis (19/6/2025).


Mulanya, SBY menyinggung bahwa dirinya pernah membuat unggahan di media sosial X terkait langkah Indonesia melakukan negosiasi atas kebijakan tarif Trump.


Jika terlalu banyak bicara, ia menilai hal itu tidak bagus karena dalam satu negara hanya ada satu kepala negara.


"Dan saya kemarin mengeluarkan tweet (unggahan di Twitter, sekarang X), saya nih jarang sekali mengeluarkan tweet, nanti kalau terlalu banyak bicara enggak bagus, presiden kita hanya satu, mataharinya hanya satu, yang lain paling tinggi ya bulan lah gitu," kata SBY dalam siaran YouTube tersebut, dikutip pada Jumat (20/6/2025).


Lebih lanjut, SBY menilai komentarnya soal langkah Indonesia terhadap tarif Trump sudah tepat.


"Tapi tweet saya, saya anggap tepat on the one hand, ada direct negotiation between the government of Indonesia and the government of the United States of America," ucapnya.


Meski begitu, ia pun tidak bisa memprediksi efektivitas terkait langkah negosiasi yang dilakukan Indonesia ke Amerika Serikat.


"Saya tidak tahu seberapa efektif, kalau everything berada di tangan Donald Trump, even menteri-menterinya pun bagaimana bisa memberikan konsesi memberikan persetujuan dalam negosiasi itu," kata SBY.


Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu pun meminta Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan menteri yang ikut negosiasi menjelaskan kepada publik soal hasil negosiasi yang dilakukan.


"Ini yang harus kita ketahui, saya kira para menteri yang kemarin bernegosiasi, Pak Airlangga Hartarto dan lain-lain, perlu juga menjelaskan kepada publik supaya kita tidak meraba-raba menerka-nerka gimana sebetulnya berhasil tidak, atau seperti apa yang akan terjadi. Jadi on the one hand direct negotiation," jelasnya.


👇👇



Di sisi lain, ia menilai langkah Presiden RI Prabowo melakukan diskusi bersama pemimpin negara ASEAN soal kebijakan Trump juga tepat.


Terlebih, kata dia, sejak tahun 2003 ASEAN sudah menjadi komunitas di bidang politik dan keamanan, budaya dan sosial, serta ekonomi.


"Jadi patut kalau ada kebersamaan ASEAN paling tidak bagaimana bagusnya, jangan sampai antara negara ASEAN ikut-ikutan mengenakan tarif, itu lebih runyam lagi, sudah jatuh tertimpa tangga," tuturnya.


Adapun pada 2 April 2025 lalu, Trump mengumumkan penerapan tarif sebesar 32 persen terhadap semua impor barang dari Indonesia.


AS juga menerapkan tarif berbeda untuk berbagai negara lain.


Merespons ini, Presiden RI Prabowo Subianto bersama empat pemimpin negara anggota ASEAN kompak membahas respons terhadap kebijakan tarif impor yang baru diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.


Berdasarkan keterangan dari Tim Media Prabowo, Minggu (6/4/2025), Kepala Negara melakukan telewicara dan bertukar pandangan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dalam menghadapi kebijakan Trump ini.


Selain itu, Presiden Prabowo akan mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk ke Washington DC, AS.


Ia menugaskan Airlangga untuk menegosiasikan tarif impor sebesar 32 persen yang diumumkan oleh Trump.


"Kita terus hubungan, negosiasi. Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di Washington. Kita akan diskusi. Kita akan negosiasi," ujar Prabowo, Senin (7/4/2025).


Sumber: Kompas

Komentar