Tegasnya, Megawati dan Jokowi saling berbagi kenikmatan jatah kekuasaan. Rakus-rakusan di pusaran kue pembangunan dan meninggalkan jejak kolusi, korupsi dan nepotisme. Ihwal dari aneka persekutuan politik jahat.
“Bagaimana bisa membedakan Megawati dan Jokowi? Hanya soal jenis kelamin saja. Kemesraan kedua aktor hampir satu dekade berpesta pora di atas penderitaan hidup rakyat. Banyak kebijakan culas telah mereka perbuat,” jelas Faizal.
“Kini, jelang Jokowi lengser dari kursi empuk kekuasaan, Mega dan PDIP mulai putar otak. Berupaya cuci-tangan dan seolah hendak tampil sebagai pembela rakyat. Sikap politik omong kosong tersebut jelas sangat munafik,” tambah dia.
Menurutnya, Megawati dan PDIP serta mitra partai yang berada dalam lingkaran kekuasaan Jokowi adalah satu kesatuan. Perbedaan di antara mereka hanya soal level kepentingan saja.
“Ibarat kotoran, tetap dalam satu bakul sampah. Jangan pernah menipu rakyat dengan jurus memodifikasi topeng baru. Seindah apapun, tetap topeng,” tegas Faizal.
“Esensinya demi menyembunyikan wajah kejahatan. Sulit bagi Megawati untuk menutupi jejak hitam bersama Jokowi. Jokowi adalah tusuk konde Megawati,” tandasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit