Saiful menilai, Gibran terlihat tidak ingin dikatakan sebagai petugas partai, dan memiliki independensi, serta tidak tunduk kepada siapapun, termasuk kepada PDIP dan Megawati.
"Baju yang dipakai Gibran menunjukkan sindiran keras dan bernas. Makna dari baju tersebut menunjukkan bahwa sebagai kader ia harus meluruskan apa yang menurutnya tidak tepat selama ini," kata Saiful.
Meskipun mengarah kepada pembangkangan, kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, apa yang ditunjukkan Gibran masih dalam koridor dan batas yang benar. Mengingat, petugas partai tidak selamanya tunduk dan patuh kepada aturan partai jika dianggap bertentangan dengan nurani dan batin kader.
"Untuk itu, Gibran berupaya dengan baik menyindir dan bahkan coba menyadarkan para petinggi partai tempat bernaungnya bahwa semua memiliki kebebasan berekspresi, tidak ada yang dapat menghalang-halangi termasuk kepada dirinya," jelas Saiful.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Roy Suryo Kritik Gibran: Acara Mancing di Hari Sumpah Pemuda Dinilai Tak Pantas
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Dituding Cari Muka ke Prabowo
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru