"Di sisi PDIP, Megawati menjadi penentu atau Queen Maker. Kemudian dalam konteks KKIR, Presiden Jokowi semacam pengarah utama atau King Maker, sementara di KPP, peran sentral SBY sebagai King Maker menentukan keberlangsungan pencapresan Anies," kata Agung.
Agung melihat, PDIP nampaknya mesti kerja lebih keras untuk menemukan cawapres yang tepat untuk mengalahkan elektabilitas Prabowo yang masih unggul dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. "Dalam konteks KPP, hadirnya koalisi besar (KKIR) semakin menegaskan bahwa diperlukan terobosan politik agar pencapresan Anies tak layu sebelum berkembang. Sehingga memilih cawapres dan kampanye yang atraktif begitu penting agar KPP tak hanya sekedar penggembira dalam Pilpres," kata Agung.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
Dokter Tifa Kritik Gelar Perkara Ijazah Jokowi: Hanya Ditunjukkan 10 Menit, Tidak Boleh Disentuh
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah