"Di sisi PDIP, Megawati menjadi penentu atau Queen Maker. Kemudian dalam konteks KKIR, Presiden Jokowi semacam pengarah utama atau King Maker, sementara di KPP, peran sentral SBY sebagai King Maker menentukan keberlangsungan pencapresan Anies," kata Agung.
Agung melihat, PDIP nampaknya mesti kerja lebih keras untuk menemukan cawapres yang tepat untuk mengalahkan elektabilitas Prabowo yang masih unggul dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. "Dalam konteks KPP, hadirnya koalisi besar (KKIR) semakin menegaskan bahwa diperlukan terobosan politik agar pencapresan Anies tak layu sebelum berkembang. Sehingga memilih cawapres dan kampanye yang atraktif begitu penting agar KPP tak hanya sekedar penggembira dalam Pilpres," kata Agung.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
3 Isu Hantu Prabowo Menurut Hendri Satrio: Ijazah Gibran, Kasus Silfester, hingga Utang Whoosh
11 Purnawirawan Jenderal Polri Temui Mahfud MD, Tolak Keras Polri Dibawah Kementerian!
Fakta Whoosh: Utang Rp2 Triliun Per Tahun & Kontroversi yang Masih Menghantui
Kata Prof. Rhenald Kasali Soal Whoosh: Soroti 11 Masalah & Desak KPK Jangan Diam!