“Sehingga pak presidennya juga ngomong, Pak Luhut, semua menteri-menteri ikut ngomong. Bahwa kita (penerimaan) meningkat. Dari tidak sampai satu miliar dolar AS, ekspor besi dan baja menjadi 12 miliar dolar AS,” ungkap Faisal.
Faisal benar. Dalam banyak kesempatan, Presiden Jokowi acapkali membanggakan program hilirisasi nikel sukses meningkatkan peenerimaan negara. Disebutnya, Indonesia ‘untung besar’ karena hilirisasi nikel.
Sebelum hilirisasi nikel, kata Jokowi, penerimaan negara hanya US$2,1 miliar atau setara Rp31 triliun. Setelah hilirisasi diimplementasikan, angkanya jadi naik menjadi US$33,8 miliar, atau setara Rp 510 triliun.
“‘Pak negara dapat apa? Itu kan yg untung pengusaha’. Sebentar, tadi angkanya Rp 31 triliun pemerintah pasti akan memungut pajak dari angka Rp 31 triliun. Kemudian lompat jadi Rp 510 triliun juga dipungut PPN, PPh, royalti. Gede mana negara akan dapat?” kata Jokowi dalam acara Pengukuhan DPN Apindo di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).
Dengan berapi-api, Jokowi mengungkapkan, nilai tambah ke kas negara, sangat besar sekali. dirinya pun sempat tak percaya. Saking besarnya. Sayangnya, ia tidak menyebutkan angka tersebut karena disebut rahasia Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan. “Saya sebetulnya mau buka yang di Morowali negara dapat berapa tapi ini rahasia dari Dirjen Pajak. Tapi besar sekali. Saya kaget juga dapat angkanya, besar sekali. Ini sekali lagi baru urusan nikel,” terangnya.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit
Presiden Prabowo Larang Pejabat Hanya Foto-foto di Lokasi Bencana, Tegur Keras Pencitraan