"Tentu kita tidak mau punya pemimpin yang area prefrontal cortex dan sistem limbicnya rusak gara-gara kegemaran nonton porno. Apalagi seorang haji pula," sambungnya.
Dokter Tifa melanjutkan, gemar menonton film porno memang merupakan urusan pribadi dengan Yang Maha Kuasa. Namun jika terus melakukannya, maka itu menandakan pribadi yang tidak memiliki kedekatan dengan Yang Maha Kuasa.
"Seandainya sebelum haji gemar nonton porno, itu urusan pribadi Anda dengan Allah. Tetapi menyatakannya dengan rasa tidak bersalah, itu menunjukkan jiwa spiritual dan kedekatan dengan Allah sangatlah rendah," sentil Dokter Tifa.
Karena itu, kata Dokter Tifa, naik haji menjadi kesempatan bagi Ganjar untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Ia menilai jika Yang Maha Kuasa masih ingin menyelamatkan Ganjar dan rakyat Indonesia.
"Maka, kesempatan naik haji di waktu yang mepet kemarin hendaknya dimaknai, Allah masih sayang. Allah masih ingin selamatkan Anda dan juga rakyat Indonesia dari keburukan," tandasnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Krisis PBNU: Ancaman PB NU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa Dikaji
Komisi III DPR Tolak Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa DPR, Sebut Ahistoris
Korporasi Pembalak Liar Pemicu Banjir Bandang Sumatera: Pemerintah Didorong Bertindak Tegas
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK