"Kalau Presiden cawe-cawe terlalu jauh sama saja mengkhianati demokrasi. Ini kan utamanya soal partisipasi publik dan otoritas partai," jelas Mulyanto.
Mulyanto berpandangan, publik harus diberi ruang untuk menentukan siapa yang berhak melanjutkan kursi kepemimpinan nasional.
Menurutnya, Jokowi seperti panik dengan popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan yang terus meningkat. Di sisi lain, Jokowi seperti yakin Anies Baswedan figur capres yang tidak bisa diandalkan untuk melanjutkan program-program yang sedang dijalankan.
"Karena itu, untuk mengamankan program yang sudah dijalankan Presiden merasa perlu cawe-cawe mendukung capres selain Anies Baswedan," jelas Mulyanto.
Sumber: rmol
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Tuntas
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Bantah OTT Kejaksaan: Ini Faktanya