Oleh karena itu, bisa saja seorang kandidat memiliki hasil survei yang tinggi tetapi seandainya para pemilihnya tidak datang ke TPS, maka suara kandidat tersebut bisa merosot.
Hasan Nasbi kemudian menyoroti tanggal Pemilu 2024 yang digelar pada 14 Februari yang dikenal sebagai Hari Valentine. Kemungkinan besar pemilih Anies atau A tidak merayakan Valentine sehingga semua pemilih mudanya datang ke TPS pada tanggal tersebut.
“Kita bisa memprediksi bahwa pemilih A yang hanya 26 persen itu mungkin nggak ada satupun yang valentine. Dia malam itu dia tidur biasa normal besok mereka semua datang ke TPS,” ujar Hasan Nasbi.
Namun, karena sebagian pemilih B (Prabowo Subianto) dan C (Ganjar Pranowo) kemungkinan merayakan Valentine, keesokan harinya tidak datang ke TPS untuk memilih.
“Pemilih B bisa saja mungkin 60 persen valentine, 40 persen nggak. 60 persen valentine besoknya nggak datang ke TPS. Pemilih C karena dia content creator bisa jadi 75 persen pemilih dan pendukung dia nggak dateng ke TPS karena malamnya merayakan malam valentine,” ujar Hasan Nasbi.
Sumber: newsworthy
Artikel Terkait
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit