IKN Disebut Kota Hantu: Faktor Anggaran hingga Status Ibu Kota Politik
Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) mendapat sorotan dari majalah The Guardian yang menyebutnya berpotensi menjadi 'kota hantu'. Analisis ini didasari oleh beberapa faktor kritis, mulai dari penurunan anggaran pemerintah hingga realitas di lapangan yang jauh dari target.
Penurunan Drastis Anggaran IKN
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, alokasi anggaran untuk IKN mengalami penurunan signifikan. Anggaran yang disiapkan turun dari 2 miliar pound sterling pada 2024 menjadi hanya 700 juta pound pada 2025. Bahkan, untuk tahun depan, anggaran yang disetujui hanya 300 juta pound, atau sepertiga dari permintaan awal. Tidak hanya anggaran negara, investasi swasta juga dilaporkan turun lebih dari 1 miliar pound dari target yang ditetapkan.
Status "Ibu Kota Politik" dan Pengunduran Diri Pejabat
Faktor lain yang mengancam IKN adalah penetapan statusnya sebagai "ibu kota politik". Keputusan ini diumumkan kepada publik pada September, namun dinilai tidak memiliki dasar yang kuat dalam hukum Indonesia. Situasi ini diperparah dengan pengunduran diri Kepala dan Wakil Kepala Badan Otorita IKN pada tahun 2024, yang menimbulkan ketidakpastian dalam kepemimpinan proyek.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya